Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

CHANDI 2025: Hashim Djojohadikusumo Dorong Pemerintah untuk Berinvestasi dalam Penguatan Budaya

Anindita Trinoviana , Jurnalis-Kamis, 04 September 2025 |14:00 WIB
CHANDI 2025: Hashim Djojohadikusumo Dorong Pemerintah untuk Berinvestasi dalam Penguatan Budaya
Ketua Dewan Penyantun Museum dan Cagar Budaya Hashim S Djojohadikusumo di CHANDI 2025. (Foto: dok Kemenbud)
A
A
A

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Ubud Writers and Readers Festival, Janet DeNeefe menyampaikan kisah perjalanan panjang festival sastra terbesar di Asia Tenggara ini.

Ia menuturkan bahwa Ubud Writers and Readers Festival lahir dari sebuah misi pemulihan pasca-tragedi bom Bali 2002. Pertama kali digelar pada 2004, festival ini hadir untuk menghidupkan kembali pariwisata dan perekonomian Bali melalui kekuatan budaya.

Seiring perkembangan, festival ini tidak hanya menjadi ruang temu penulis dan pembaca di Ubud, tetapi juga meluas ke berbagai wilayah Indonesia. Inisiatif ini bertujuan memperkenalkan kekayaan literasi Nusantara di luar Bali dengan melibatkan penulis muda dan komunitas lokal.

Sejak 2008, Ubud Writers and Readers Festival juga menghadirkan program Penulis Baru untuk memberi panggung bagi generasi muda yang sebelumnya kurang terdengar di antara penulis-penulis besar.

Panelis keempat adalah Conservator of the Southeast Asian collections at Musée Guimet, Prancis, Evelise Bruneau. Dalam paparannya, Evelise memandang museum yang saat ini berkembang sebagai tempat artistik untuk menarik generasi masa kini. Dalam pandangan Evelise, museum yang dikenal sebagai tempat sejarah ini bisa diubah menjadi bentuk artistik tanpa mengesampingkan nilai historisnya.

“Singkatnya saat ini saya ingin museum tak hanya menjadi tempat melestarikan benda berwujud, karena saya merasa semua itu bermakna dan ingin menyampaikan kepada semua generasi mendatang,” ujarnya.

Evelise lebih lanjut menjelaskan bahwa warisan budaya bisa menjadi agenda tersendiri dalam pembangunan berkelanjutan. Namun, Evelise memperingatkan akan adanya ancaman warisan budaya terhadap sejumlah isu seperti perdagangan gelap hingga radikalisme yang mungkin bisa mengganggu jalannya budaya lintas negara.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement