Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cucu Nelson Mandela Tegaskan Penderitaan Warga Palestina Jauh Lebih Buruk Dibandingkan Apartheid

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Jum'at, 05 September 2025 |16:46 WIB
Cucu Nelson Mandela Tegaskan Penderitaan Warga Palestina Jauh Lebih Buruk Dibandingkan Apartheid
Cucu Nelson Mandela Tegaskan Penderitaan Warga Palestina Jauh Lebih Buruk Dibandingkan Apartheid (Ilustrasi/Reuters)
A
A
A

JOHANNESBURG - Cucu Nelson Mandela yakni Mandla Mandela mengatakan kehidupan warga Palestina di bawah pendudukan Israel lebih buruk dibandingkan yang dialami warga kulit hitam Afrika Selatan di bawah apartheid. Ia pun mendesak komunitas global untuk membantu warga Palestina. 

Mandela (51) mengungkapkan hal itu kepada Reuters pada Rabu malam di Bandara Johannesburg. Ia hendak naik pesawat ke Tunisia untuk bergabung dengan armada yang bertujuan mengirimkan makanan dan pasokan kemanusiaan ke Gaza, meskipun ada blokade laut Israel.

"Banyak dari kami yang telah mengunjungi wilayah pendudukan di Palestina hanya memiliki satu kesimpulan. Palestina sedang mengalami bentuk apartheid yang jauh lebih buruk daripada yang pernah kami alami," kata Mandela.

"Kami percaya bahwa komunitas global harus terus mendukung Palestina, sebagaimana mereka berdiri berdampingan dengan kami."

Israel menolak perbandingan antara kehidupan warga Palestina yang telah hidup di bawah pendudukan atau blokade ekonomi selama lebih dari setengah abad dan era apartheid di Afrika Selatan. Pada era apartheid, mayoritas kulit hitam diperintah oleh pemerintahan minoritas kulit putih yang represif.

Israel juga membela pembatasan ketatnya terhadap pasokan bantuan kemanusiaan dan barang-barang lainnya ke Gaza. Israel berdalih hal itu untuk mencegah senjata mencapai kelompok Hamas. 

Kelaparan tersebar luas di daerah kantong tersebut. Menurut Program Pangan Dunia, dan sebuah lembaga pemantau kelaparan yang berwenang mengatakan, seperempat penduduk menderita kelaparan.

 

Mandela bergabung dengan kelompok 10 aktivis Afrika Selatan dalam Armada Sumud Global. Ini mencakup puluhan kapal dan ratusan orang dari 44 negara, termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg.

Kongres Nasional Afrika Afrika Selatan mengatakan misi mereka "menggemakan perjuangan kita sendiri untuk pembebasan".

Mandela menekankan, ketika apartheid berakhir pada 1994, hal itu terjadi setelah tekanan dan sanksi yang kuat dari negara-negara lain.

"Mereka mengisolasi Afrika Selatan di bawah apartheid dan akhirnya meruntuhkannya. Kami percaya bahwa waktunya telah tiba untuk melakukan hal itu bagi Palestina," katanya.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement