Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Waspada! Musim Hujan Datang Lebih Awal, Puncaknya November–Desember 2025

Binti Mufarida , Jurnalis-Jum'at, 12 September 2025 |18:23 WIB
Waspada! Musim Hujan Datang Lebih Awal, Puncaknya November–Desember 2025
Ilustrasi hujan (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengungkapkan awal musim hujan periode 2025–2026 akan datang lebih awal, yakni dimulai pada September hingga November 2025. Sementara itu, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada November–Desember 2025.

“Pada umumnya, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan. Musim hujan secara umum akan dimulai pada periode September hingga November. Jadi mulainya tidak bersamaan, tergantung wilayah, dari September hingga November. Dibandingkan dengan rata-ratanya, musim hujan 2025–2026 ini akan datang lebih awal di sebagian besar wilayah,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam Konferensi Pers Prakiraan Musim Hujan 2025 dan Update Kondisi Cuaca, Jumat (12/9/2025).

Dwikorita menjelaskan sifat hujan pada musim hujan 2025–2026 diprediksi berada dalam kategori normal, artinya tidak terlalu basah maupun terlalu kering.

“Artinya, normal sesuai dengan rata-rata curah hujan selama 30 tahun terakhir. Rata-rata curah hujan bulanan selama 30 tahun menjadi dasar penilaian,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyebut sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan akan mengalami puncak musim hujan pada November–Desember 2025. Sementara itu, wilayah Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Bali diperkirakan akan mengalami puncaknya pada Januari–Februari 2026.

“Puncak musim hujan sebagian besar terjadi pada bulan November hingga Desember 2025, terutama di sebagian Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada bulan Januari hingga Februari akan melanda sebagian besar wilayah Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” jelasnya.

Meskipun curah hujan bulanan diperkirakan normal, Dwikorita mengingatkan bahwa bencana sering kali dipicu oleh hujan ekstrem harian, bukan curah hujan rata-rata bulanan.

“Yang dikhawatirkan adalah karena puncak musim hujan itu tidak seragam. Tiap wilayah punya puncaknya masing-masing. Sumatera dan Kalimantan antara November–Desember, lalu wilayah selatan seperti Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua berbeda lagi puncaknya yaitu Januari hingga Februari,” ujarnya.

“Artinya apa? Potensi kejadian bencana sangat mungkin terjadi hampir sepanjang bulan – ada yang mulai dari November hingga Desember, dan ada yang Januari hingga Februari. Jadi, meskipun kita berharap tidak terjadi bencana, tetap harus siaga karena periode dan sebaran puncak musim hujan cukup panjang dan merata,” pungkasnya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement