Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, menegaskan kasus ini sebagai pembunuhan berkualifikasi dalam bentuk aktivitas pembunuh bayaran. Ia menepis dugaan perampokan.
“Mereka menunggunya, menembak kepalanya, dan jelas tujuannya untuk menghabisinya,” tegasnya, dikutip dari en.cibercuba, Senin (15/9/2025).
Purba sendiri baru lima bulan bertugas di Lima sebagai kanselir penyelenggara. Ia meninggalkan seorang istri dan tiga anak kecil. Sebelumnya, ia pernah bertugas di Konsulat Jenderal RI Melbourne (2019–2022) sebelum kembali ke Jakarta, lalu ditempatkan di Peru. Motif pembunuhan masih belum terungkap, dan otoritas Peru terus menyelidiki siapa dalang di balik serangan kejam ini.
(Awaludin)