Malam 30 September sekira pukul 23.00 WIB, telefon di rumah mereka bordering. Penelefon misterius itu sempat dua kali bertanya soal keberadaan Jenderal Yani yang dijawab putri sulungnya, Indria Ami Rulliati (Rully).
“Bapak sudah tidur. Jangan main-main ya. Ini rumah Jenderal Yani,” ketus Rully kala menjawab penelefon misterius itu.
Namun tidak disangka, mereka harus melihat tragedi yang bikin perih hati kala sang Ayah ditembaki, diseret dan dilemparkan ke dalam truk pada Jumat subuh, 1 Oktober 1965. Mereka pun benar-benar bolos sekolah pada 5 Oktober, seperti yang dikatakan Jenderal Yani – untuk mengikuti prosesi pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
(Fahmi Firdaus )