"Sehingga negara membayar dengan harga premium sementara kualitas yang diterima anak-anak belum optimal," sambung Yeka.
Masalah juga muncul dalam tahap pengolahan makanan. Menurutnya, banyak SPPG yang belum menerapkan standar Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) secara konsisten.
"Sejumlah dapur tidak memiliki catatan suhu maupun retained sample sebagai bagian dari sistem pengendalian mutu," lanjutnya.
Yeka mengingatkan bahwa fakta adanya sejumlah kejadian luar biasa seharusnya menjadi alarm agar tata kelola serta prosedur pengelolaan diperbaiki dan ditegakkan secara disiplin.
(Awaludin)