Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

AS Kembali Serang Diduga Kapal Narkoba Venezuela, Tewaskan 4 Orang

Rahman Asmardika , Jurnalis-Sabtu, 04 Oktober 2025 |16:33 WIB
AS Kembali Serang Diduga Kapal Narkoba Venezuela, Tewaskan 4 Orang
Rekaman video yang menunjukkan serangan terhadap kapal diduga membawa narkoba di lepas pantai Venezuela. (Foto: X)
A
A
A

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan serangan terhadap kapal yang diduga mengangkut narkoba di lepas pantai Venezuela, kata Menteri Pertahanan Pete Hegseth pada Jumat (3/10/2025). Serangan terbaru ini, yang keempat dalam beberapa pekan terakhir, menewaskan empat orang.

Serangan ini merupakan contoh terbaru dari upaya Presiden Donald Trump menggunakan kekuatan militer AS secara kontroversial secara hukum, mulai dari pengerahan pasukan aktif AS di Los Angeles hingga melakukan serangan antiterorisme terhadap tersangka pengedar narkoba.

Hegseth mengatakan serangan pada Jumat dilakukan di perairan internasional dan semua korban tewas adalah laki-laki. Ia menyebut kapal itu mengangkut "narkotika dalam jumlah besar—menuju Amerika untuk meracuni rakyat kami."

"Serangan ini akan terus berlanjut sampai serangan terhadap rakyat Amerika berakhir!!!!" kata Hegseth dalam sebuah unggahan di X, sebagaimana dilansir Reuters.

Dalam video berdurasi hampir 40 detik yang dibagikan Hegseth, sebuah kapal terlihat bergerak di air sebelum serangkaian proyektil jatuh menimpa kapal dan air di sekitarnya, menyebabkan kapal meledak saat terjadi benturan.

 

Hegseth mengatakan, tanpa memberikan bukti, bahwa intelijen "tanpa keraguan" mengonfirmasi kapal itu membawa narkoba dan bahwa orang-orang di dalamnya adalah "teroris narkotika." Ia tidak mengungkapkan jumlah atau jenis narkoba yang diduga ada di dalam kapal.

Trump, juga tanpa memberikan bukti, mengatakan kapal itu membawa cukup narkoba untuk membunuh 25.000 hingga 50.000 orang.

Kementerian Komunikasi Venezuela tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Peningkatan Kekuatan Militer

Di masa lalu, operasi antinarkoba umumnya dilakukan oleh Penjaga Pantai AS, badan penegak hukum maritim utama AS, bukan militer AS.

Namun, awal pekan ini, Pentagon mengungkapkan kepada Kongres dalam sebuah pemberitahuan yang ditinjau oleh Reuters bahwa Trump telah menetapkan Amerika Serikat terlibat dalam "konflik bersenjata non-internasional" dengan kartel narkoba. Dokumen tersebut bertujuan menjelaskan alasan hukum pemerintahan Trump untuk mengerahkan kekuatan militer AS di Karibia.

Beberapa mantan pengacara militer mengatakan bahwa penjelasan hukum yang diberikan oleh pemerintahan Trump untuk membunuh tersangka pengedar narkoba di laut, alih-alih menangkap mereka, gagal memenuhi persyaratan hukum perang.

Trump mengatakan pemerintahannya juga mempertimbangkan menyerang kartel narkoba yang "datang melalui darat," tindakan yang dapat menimbulkan pertanyaan hukum lebih lanjut.

 

Peningkatan kekuatan militer AS yang besar sedang berlangsung di Karibia selatan. Selain pesawat F-35 di Puerto Riko, terdapat delapan kapal perang AS di wilayah tersebut yang membawa ribuan pelaut dan marinir, serta satu kapal selam bertenaga nuklir.

Pemerintahan Trump hanya memberikan sedikit informasi tentang serangan sebelumnya, termasuk identitas korban tewas atau detail tentang kargo.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah berulang kali menuduh bahwa AS berharap menggulingkannya dari kekuasaan. Pada bulan Agustus, Washington menggandakan hadiahnya untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro menjadi USD 50 juta, menuduhnya memiliki hubungan dengan perdagangan narkoba dan kelompok kriminal yang dibantah Maduro.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement