Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Habib Jafar dan Alissa Wahid Ungkap Makna Tepuk Sakinah yang Viral

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Jum'at, 17 Oktober 2025 |16:52 WIB
Habib Jafar dan Alissa Wahid Ungkap Makna Tepuk Sakinah yang Viral
Habib Jafar dan Alissa Wahid Ungkap Makna Tepuk Sakinah yang Viral
A
A
A

JAKARTA - Dua tokoh nasional, Habib Husein bin Ja’far Al-Hadar dan Alissa Wahid menyampaikan pesan edukatif tentang makna Tepuk Sakinah yang viral, pencegahan pernikahan dini serta pentingnya pencatatan nikah resmi sebagai bentuk perlindungan hukum bagi perempuan dan anak.

Habib Jafar menjelaskan konsep berpasangan dalam Alquran sebagai nilai universal yang menegaskan bahwa manusia tidak diciptakan untuk hidup sendiri.

“Karena Alquran ngajarin begitu, bahwa ketika kita menikah, itu adalah berpasangan,” ujarnya saat menghadiri Diskusi Stop Pernikahan Anak dan Gas (Gerakan Sadar) Pencatatan Nikah yang digelar Kemenag di arena utama STQH Nasional XXVIII, dikutip, Jumat (17/10/2025).

Dia melanjutkan, konsep azwajan dalam Alquran mengajarkan bahwa kehidupan sosial manusia dibangun atas dasar saling membutuhkan.

“Kita itu enggak bisa hidup sendirian. Bahkan tukang cukur saja butuh tukang cukur lain untuk mencukur rambutnya. Itu artinya kita memang harus berpasangan, saling bantu, dan saling belajar,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Habib Jafar juga menekankan pentingnya kolaborasi dan gotong royong dalam kehidupan sosial.

“Kalau temannya beda agama, bekerjasamalah dalam kebaikan. Kalau satu agama, bekerjasamalah dalam ketakwaan,” tegasnya.

Ia kemudian mengaitkan nilai berpasangan dengan konsep mitsaqan ghaliza dalam pernikahan. Menurutnya, pernikahan itu segitiga cinta, bukan cinta segitiga.

“Yang di atas adalah Allah, lalu di bawah suami dan istri. Artinya, perjanjiannya bukan dengan KUA atau mertua, tapi dengan Allah,” jelasnya.

Oleh karena itu, jika salah satu pihak berbohong, menyakiti, atau mengkhianati, maka hal itu sama saja dengan mengkhianati Allah.

“Nilai kejujuran dan tanggung jawab, bukan hanya penting dalam hubungan suami-istri, tetapi juga dalam pertemanan dan kehidupan sosial,”tandasnya.

Sementara itu, Alissa Wahid mengungkapkan latar belakang lahirnya Tepuk Sakinah, sebuah gerakan edukatif yang merangkum lima pilar penting bagi keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah, yaitu berpasangan, janji yang kokoh, saling cinta dan menjaga, saling ridha, serta musyawarah.

 

“Kami waktu itu membayangkan, keluarga sakinah itu seperti apa sih? Apa yang membuat keluarga tetap sehat dan membawa kebaikan bagi semua anggotanya? Dari sanalah lahir lima pilar perkawinan sakinah yang kemudian dirangkum dalam Tepuk Sakinah,” ujar Alissa.

Ia menjelaskan bahwa banyak perkawinan gagal karena tidak kuat di lima pilar tersebut. “Sering kali mereka lupa bahwa ijab kabul itu disaksikan oleh Allah. Ketika cinta memudar, mereka langsung berpikir untuk berpisah. Padahal, janji itu adalah mitsaqan ghaliza, yakni janji yang kokoh,” pungkasnya.

Kepala Subdirektorat Keluarga Sakinah, Kemenag RI, Zudi Rahmanto, menegaskan bahwa Gas (Gerakan Sadar) Pencatatan Nikah merupakan langkah Kemenag memperkuat perlindungan hukum bagi keluarga Indonesia.

“Pernikahan yang tercatat bukan hanya sah secara hukum negara, tetapi juga menjamin perlindungan bagi perempuan dan anak. Kesiapan menikah bukan soal usia, tapi kematangan tanggung jawab,” tuturnya.

Zudi Rahmanto menambahkan, isu pencegahan pernikahan anak kini menjadi bagian penting dalam pembangunan beragama yang maslahat.

“Kalau keluarga kuat, masyarakat juga kuat. Dan kalau masyarakat kuat, negara akan kokoh,” pungkasnya.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement