Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Temuan BRIN Soal Mikroplastik di Air Hujan, Begini Tanggapan Pemprov DKI

Muhammad Refi Sandi , Jurnalis-Minggu, 19 Oktober 2025 |15:15 WIB
Temuan BRIN Soal Mikroplastik di Air Hujan, Begini Tanggapan Pemprov DKI
Hujan di Jakarta (foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menaruh perhatian serius terhadap hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang menemukan kandungan mikroplastik dalam air hujan di wilayah Ibu Kota. Temuan tersebut menjadi pengingat penting bahwa tantangan polusi plastik kini telah menjangkau atmosfer dan memerlukan kolaborasi lintas sektor.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI, Asep Kuswanto, mengatakan pihaknya tengah memperkuat program pengendalian sampah plastik dari hulu hingga hilir, termasuk pemantauan kualitas udara dan air hujan secara terpadu.

“Kami memandang temuan BRIN ini sebagai alarm lingkungan yang perlu direspons cepat dan kolaboratif. Polusi plastik kini bukan hanya urusan laut atau sungai, tetapi sudah sampai di langit Jakarta,” ujar Asep di Jakarta, Minggu (19/10/2025).

Asep menjelaskan, Pemprov DKI selama ini telah menjalankan sejumlah kebijakan untuk menekan timbulan sampah plastik sekali pakai. Salah satunya melalui Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan, serta perluasan program Jakstrada Persampahan yang menargetkan 30 persen pengurangan sampah dari sumbernya.

 

Selain itu, DKI juga terus memperluas bank sampah, TPS 3R, serta inisiatif daur ulang berbasis komunitas agar limbah plastik tidak lagi berakhir di lingkungan terbuka.

“Upaya pengurangan plastik harus dilakukan dari sumbernya — mulai dari rumah tangga, industri, hingga sektor jasa. Setiap orang punya peran,” tegasnya.

Asep menambahkan, DLH DKI saat ini tengah berkoordinasi dengan BRIN untuk memperluas pemantauan mikroplastik di udara dan air hujan sebagai bagian dari sistem Jakarta Environmental Data Integration (JEDI) — platform pemantauan kualitas lingkungan berbasis data. Hasil pengukuran tersebut diharapkan dapat menjadi dasar kebijakan yang lebih kuat dalam pengendalian polusi plastik di udara.

Lebih lanjut, Pemprov DKI akan memperkuat kampanye publik “Jakarta Tanpa Plastik di Langit dan Bumi” guna mengajak masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah, dan tidak membakar limbah sembarangan.

“Langit Jakarta sedang mengingatkan kita untuk lebih bijak mengelola bumi. Perubahan perilaku adalah kunci,” imbuhnya.

 

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali, menegaskan Pemprov DKI sangat responsif terhadap berbagai hasil riset yang menyoroti kualitas lingkungan, termasuk air, udara, dan tanah.

Menurutnya, pemerintah daerah juga aktif mengendalikan penggunaan plastik berkualitas rendah yang banyak dihasilkan dari proses daur ulang sederhana. Jenis plastik ini umumnya digunakan di pasar tradisional, warung, hingga pedagang kaki lima.

“Plastik jenis ini memang mudah terurai, yang sekilas tampak baik bagi lingkungan. Namun justru berkontribusi besar terhadap peningkatan mikroplastik di alam,” ujar Firdaus.

Ia menegaskan bahwa Pemprov DKI tidak sedang “bermusuhan” dengan plastik.

“Kita tidak anti terhadap plastik, karena plastik sudah menjadi bagian dari peradaban modern. Yang kita tolak adalah plastik yang mencemari lingkungan,” tandasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement