Teknologi ini meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi berita, namun juga membawa risiko hilangnya kontrol redaksi terhadap konten. Menurut Wahyu, media yang gagal beradaptasi akan kehilangan relevansi di mata publik dan pengiklan.
“Kalau media tidak lagi punya reach, itu akhir dari media seperti yang kita kenal,” tegasnya.
Disrupsi membawa peluang sekaligus ancaman bagi keberlangsungan industri. Karena itu, adaptasi cepat menjadi syarat utama untuk bertahan di era AI.
(Arief Setyadi )