Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kasatgas Ungkap Rahasia di Balik MBG Higienis yang Dikelola SPPG Polri

Ari Sandita Murti , Jurnalis-Jum'at, 24 Oktober 2025 |13:37 WIB
Kasatgas Ungkap Rahasia di Balik MBG Higienis yang Dikelola SPPG Polri
Ilustrasi SPPG Polri di Papua/Foto: iNews
A
A
A

Dia menjelaskan, proses pengolahan makanan dilakukan dengan standar suhu minimal 74 derajat Celsius agar matang sempurna dan aman dikonsumsi. Sesuai ketentuan SOP SPPG Polri, makanan harus diolah dan disajikan maksimal empat jam sebelum waktu konsumsi untuk menjaga mutu gizi dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme berbahaya.

Selama waktu tunggu, kata dia, makanan disimpan dalam kondisi tertutup dan terjaga suhunya agar tetap aman. Sebelum makanan dinyatakan siap saji, dilakukan pemeriksaan organoleptik oleh ahli gizi Polri untuk menilai warna, aroma, rasa, dan tekstur makanan, memastikan cita rasa dan mutu gizi tetap konsisten.

Dia mengungkap, untuk menjamin keamanan pangan, SPPG Polri menerapkan standar food safety ketat yang diawasi langsung oleh Dokkes Polri. Pemeriksaan dilakukan melalui rapid test pangan terhadap kandungan nitrit, sianida, arsen, dan formalin; pengujian mikrobiologi; serta uji kimia untuk mendeteksi cemaran bakteri seperti E. coli dan Salmonella, serta memastikan tidak ada bahan kimia berbahaya.

"Dari setiap menu, diambil sampel 100 gram, dilabeli, dan disimpan selama 24 jam sebagai arsip keamanan pangan Polri," paparnya.

Dia menjabarkan, tahap berikutnya adalah pengemasan dan distribusi. Makanan dikemas dalam wadah food grade kedap udara, diberi label identitas, lalu dimuat ke kendaraan logistik tertutup milik Polri. Setibanya di lokasi, petugas menyerahkan makanan melalui Berita Acara Serah Terima (BAST) untuk memastikan setiap penerima mendapatkan jatah sesuai daftar resmi.

"Setelah konsumsi, tim SPPG Polri mengelola ompreng dan sisa makanan. Peralatan dikembalikan, dipilah, ditimbang, lalu melalui proses pencucian dan sterilisasi berlapis menggunakan air panas, sabun food grade, disinfektan aman pangan, dan oven suhu tinggi untuk membunuh mikroorganisme patogen, selanjutnya melakukan proses pengeringan menggunakan food tray. Peralatan yang telah steril disimpan di ruang bersih tertutup hingga siap digunakan kembali," bebernya.

Dia mengungkap, sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan, SPPG Polri juga menggunakan sistem bio tank modern untuk mengolah limbah organik dan cair sebelum dibuang. Langkah ini menjadi komitmen Polri dalam menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi pencemaran, dan menjalankan prinsip dapur sehat berkelanjutan.

Selain pengawasan internal harian, SPPG Polri juga melakukan evaluasi pascadistribusi. Setelah makanan dikonsumsi, disiapkan checklist evaluasi harian untuk menanyakan kondisi makanan, tingkat kepuasan, serta harapan siswa-siswa penerima manfaat.

"Masukan ini menjadi dasar perbaikan berkelanjutan agar pelayanan gizi Polri semakin baik dan tepat sasaran. Sebagai bentuk peningkatan kualitas nasional, Polri saat ini sedang mengajukan Sertifikat Higienis Nasional bagi seluruh satuan pelayanan gizi," katanya.

Dia menambahkan, sertifikasi ini menjadi bukti nyata komitmen Polri untuk memenuhi standar tertinggi dalam keamanan pangan, higiene personel, sanitasi dapur, dan pengendalian limbah. Melalui penerapan SOP yang disiplin, higienis, dan berkelanjutan, Polri memastikan setiap makanan yang diolah dan didistribusikan oleh SPPG Polri adalah makanan yang aman, sehat, bergizi, dan ramah lingkungan.

"Implementasi SOP ini mencerminkan profesionalisme, kepedulian, dan pengabdian sejati Polri kepada masyarakat," imbuhnya.
 

(Fetra Hariandja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement