“Inilah alasan IPACS 2025 digagas, sebagai platform untuk aksi kolektif. IPACS 2025 akan menghasilkan dokumen rekomendasi kebijakan budaya, berisi peta jalan kerja sama jangka panjang yang menempatkan budaya sebagai pilar pembangunan,” ujarnya.
Hadir memberikan sambutan di hadapan para delegasi, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena turut menyampaikan pentingnya kehadiran IPACS 2025 sebagai ajang budaya berskala internasional yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara kawasan Pasifik.
Dirinya menilai bahwa forum ini menjadi kesempatan bagi Indonesia, khususnya provinsi NTT dalam memperkenalkan kekayaan dan keanekaragaman budayanya.
“Atas nama masyarakat dan Pemerintah Provinsi NTT, kami ucapkan selamat datang di Kupang. IPACS merupakan forum yang penting dalam melahirkan pertukaran gagasan dan ide untuk membangun kebudayaan secara spesifik; menjaga ekologi, iklim, tradisi dan inovasi budaya; serta mendorong ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.
“Semoga melalui IPACS, hubungan kultural di antara negara pasifik bisa dirajut, sekaligus merumuskan langkah konkret dalam pelestarian, pengembangan, pemanfaatan dan diplomasi budaya di kawasan,” tuturnya.
Pembukaan resmi IPACS 2025 ditandai dengan pemukulan alat musik Tifa oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon bersama para menteri kebudayaan dan perwakilan negara-negara Pasifik yang hadir. Pada kesempatan yang sama, Fadli turut meluncurkan prangko edisi khusus IPACS.