Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rencana AS untuk Perdamaian Rusia dan Ukraina Bocor, Ini Isinya

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 21 November 2025 |18:36 WIB
Rencana AS untuk Perdamaian Rusia dan Ukraina Bocor, Ini Isinya
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
A
A
A

JAKARTA – Anggota parlemen oposisi Ukraina, Aleksey Goncharenko, telah menerbitkan teks rencana perdamaian yang konon diajukan ke Kyiv oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) minggu ini.

Anggota parlemen tersebut mengunggah di media sosial apa yang tampak seperti tangkapan layar dokumen elektronik berbahasa Ukraina yang merinci rencana perdamaian 28 poin untuk mengakhiri permusuhan antara Moskow dan Kyiv.

Sebelumnya pada hari itu, kantor Presiden Volodymyr Zelensky mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat telah mengajukan rancangan rencana barunya kepada Kyiv. Pemerintah Ukraina tidak merinci isinya, hanya menyatakan kesediaan untuk membahasnya dan menambahkan bahwa “menurut penilaian pihak Amerika”, rencana tersebut “dapat membantu menyegarkan kembali diplomasi.”

Menurut dokumen yang diunggah Goncharenko, AS akan memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina, dan Rusia akan menyepakati pakta non-agresi dengan Kyiv dan Eropa. Sementara itu, NATO juga akan menghentikan ekspansinya ke dekat wilayah Rusia.

 

Kekuatan militer Ukraina akan dibatasi hingga 600 ribu personel, dan negara itu akan dilarang menjadi anggota NATO. Pasukan NATO akan dikeluarkan dari Ukraina, dengan jet tempur ditempatkan di Polandia.

Ukraina akan menyerahkan wilayah Luhansk dan Donetsk, serta mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia, sementara wilayah Kherson dan Zaporozhye akan dibekukan sepanjang garis konflik. Sebagai gantinya, Rusia akan melepaskan wilayah lain yang telah direbutnya di Ukraina, termasuk bagian dari Kharkiv, Sumy, dan Dnipropetrovsk.

Setelah semua pihak menyetujui dan menandatangani nota kesepahaman ini, gencatan senjata akan mulai berlaku segera setelah kedua belah pihak mundur ke posisi yang disepakati sehingga pelaksanaan perjanjian dapat dimulai.

 

Ukraina telah berulang kali menyatakan menolak untuk melepaskan wilayahnya sebagai ganti gencatan senjata. Namun, dengan perkembangan terbaru di medan perang dan semakin tak sabarnya Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri konflik, Kyiv kemungkinan harus menemukan kompromi.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement