JAKARTA – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyatakan belum menerima surat fisik terkait Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU yang meminta dirinya mengundurkan diri. Ia menilai dokumen yang beredar tidak memenuhi standar resmi organisasi.
“Saya belum menerima secara fisik surat apa pun dari Syuriah. Sampai sekarang secara fisik saya belum menerima,” kata Gus Yahya kepada wartawan, Minggu (23/11/2025).
Menurutnya, dokumen organisasi seharusnya menggunakan tanda tangan digital demi keabsahan dan akuntabilitas. Karena itu, ia mempertanyakan keaslian surat yang beredar lantaran menggunakan tanda tangan manual.
“Kalau dokumen resmi itu tanda tangannya digital sehingga bisa benar-benar dipertanggungjawabkan. Kapan tanda tangannya, oleh siapa, itu bisa dipertanggungjawabkan kalau tanda tangan digital,” ujarnya.
Ia menambahkan, penggunaan tanda tangan manual rentan dipalsukan.
“Kalau tanda tangan manual itu bisa saja. Sekarang kan zaman begini gampang sekali membuat tanda tangan scan. Maka kita lihat nanti,” kata Gus Yahya.
Sebelumnya, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar bersama dua Wakil Ketua Rais Aam menetapkan keputusan agar Gus Yahya mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU. Keputusan itu tertuang dalam kesimpulan Rapat Harian Syuriyah PBNU pada Kamis (20/11/2025).
“Berdasarkan musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Ketua Rais Aam memutuskan KH Yahya Cholil Staquf mundur sebagai Ketua Umum PBNU,” demikian petikan risalah yang dikutip Jumat (21/11/2025).
Dalam risalah itu, kakak dari mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tersebut diberi waktu tiga hari untuk melepas jabatannya.
“Jika dalam tiga hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” bunyi keputusan tersebut.
(Awaludin)