JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengukuhkan lima profesor riset baru dengan beragam kepakaran, mulai dari logam dan paduan, nanomaterial fungsional, penyakit menular, makanan dan zat gizi mikro, hingga aplikasi penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral.
Pengukuhan lima profesor riset ini dilakukan melalui Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset. Empat dari lima profesor yang dikukuhkan merupakan peneliti perempuan. Seluruh peneliti ahli utama tersebut akan menyampaikan orasi ilmiah dalam sidang terbuka di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Orasi ilmiah pertama akan disampaikan oleh Ika Kartika (kepakaran logam dan paduan), berjudul “Pengembangan Material Implan Tulang Permanen dan Sementara untuk Mendukung Kemandirian Kesehatan Nasional: Sinergi antara Riset Material dan Tantangan Demografi Indonesia.” Ika memaparkan upaya strategis Indonesia dalam mengembangkan implan tulang permanen dan implan terdegradasi guna mendukung kemandirian kesehatan nasional.
Ika, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Riset Metalurgi BRIN, menghadirkan inovasi berbasis antropometri penduduk Indonesia sehingga desain dan material implan lebih sesuai dengan karakteristik lokal.
“Melalui teknologi metalurgi serbuk, kontrol porositas, dan uji biokompatibilitas, diperoleh material berperforma mendekati tulang manusia dengan potensi klinis tinggi,” ujarnya, Senin (24/11/2025).
Orasi kedua akan dipaparkan oleh Murni Handayani (kepakaran nanomaterial fungsional) berjudul “Nanoteknologi Berbasis Nanokarbon dan Nanopartikel untuk Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.”
Ia konsisten melakukan riset nanoteknologi melalui pengembangan nanokarbon seperti grafena dan carbon nanotubes, serta nanopartikel logam seperti perak, emas, besi, silika, dan seng yang telah diaplikasikan di bidang energi, lingkungan, dan kesehatan.
Sintesis material ini memanfaatkan sumber daya alam Indonesia dengan pendekatan teknologi hijau yang ramah lingkungan sekaligus mendukung ekonomi sirkular.
“Hasil penelitian ini selaras dengan agenda nasional di bidang energi, pengelolaan limbah B3, transformasi digital kesehatan, serta mitigasi perubahan iklim. Dengan demikian, pengembangan material nanokarbon dan nanopartikel menjadi fondasi strategis untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Kepala Pusat Riset Sistem Nanoteknologi BRIN itu.
Orasi ketiga disampaikan oleh Maria Holly Herawati (kepakaran penyakit menular) dengan judul “Penguatan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Kunci Pengendalian Penyakit Menular di Indonesia.” Ia menegaskan bahwa SIK yang kuat merupakan fondasi strategis untuk mewujudkan Indonesia yang sehat dan bebas penyakit menular.
Menurut Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN tersebut, SIK yang baik memungkinkan deteksi dini, pelacakan kontak, serta respons cepat.
“Tantangan utama meliputi SDM, infrastruktur, pembiayaan, dan regulasi. Karena itu, penting dilakukan penguatan SDM, modernisasi teknologi, dan reformasi kebijakan agar sistem kesehatan menjadi lebih tangguh dan efisien,” ucap Maria.
Selanjutnya, Fitrah Ernawati (kepakaran makanan dan zat gizi mikro) akan menyampaikan orasi berjudul “Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) PLUS pada Remaja Putri dan Ibu Hamil sebagai Upaya Pencegahan Stunting.”
Ia mengungkapkan bahwa anemia pada remaja putri dan ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berdampak hingga 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi ini meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah (BBLR) dan stunting.
“Selain zat besi, kekurangan zink dan vitamin A turut berperan. Inovasi TTD PLUS yang diperkaya zink dan vitamin A diharapkan dapat memperkuat pencegahan anemia, menurunkan risiko BBLR, dan mencegah stunting sejak dini,” ujarnya.
Terakhir, orasi akan disampaikan oleh Tri Muji Susantoro (kepakaran aplikasi penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral). Tri aktif melakukan penelitian penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan mineral, mulai dari tahap eksplorasi awal hingga pasca-eksploitasi migas.
Peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN ini mengkaji model anomali permukaan dan pembelajaran mesin untuk eksplorasi migas menggunakan data penginderaan jauh dan data geospasial lainnya.
“Pengembangan hasil riset ini diharapkan membantu eksplorasi migas Indonesia dalam mencapai target produksi sejuta barel pada 2030 dan mendukung keberlanjutan energi serta sumber daya mineral nasional,” ujar Tri.
(Awaludin)