JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) melalui para penyuluh agama menggelar aksi bersih-bersih rumah ibadah lintas iman di berbagai daerah di Indonesia dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag, Lubenah, menyampaikan bahwa rumah ibadah memiliki peran strategis, tidak hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai ruang sosial, edukatif, dan kultural bagi masyarakat.
Oleh karena itu, kata dia, kebersihan dan kenyamanan rumah ibadah menjadi faktor penting dalam menciptakan kekhusyukan beribadah serta saling menghormati antarumat beragama.
"Rumah ibadah di Indonesia didominasi masjid dan musala, disusul gereja, pura, vihara, dan kelenteng. Hal ini menuntut keterlibatan semua pihak agar rumah ibadah terawat dan dapat berfungsi optimal bagi umat," ujar Lubenah, Kamis (25/12/2025).
Menurutnya, kegiatan bersih-bersih rumah ibadah menjelang Nataru juga merupakan bentuk kehadiran negara dalam memastikan ruang ibadah yang bersih, aman, dan nyaman, terutama saat mobilitas masyarakat meningkat. Bahkan, rumah ibadah diharapkan dapat menjadi rest area alternatif bagi pemudik, dengan fasilitas parkir dan sanitasi yang memadai.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Bina Penyuluh Agama Islam, Jamaluddin M. Marki, mengatakan bahwa program ini telah disosialisasikan sejak jauh hari dan digerakkan secara serentak melalui kolaborasi para penyuluh agama yang tergabung dalam Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI).
“Hampir 900 penyuluh agama terlibat aktif dan bergerak di wilayah masing-masing. Sejumlah daerah, seperti Bali, Subang, dan wilayah lainnya, telah melaporkan pelaksanaan kegiatan ini,” jelasnya.
Jamaluddin menambahkan, kegiatan tersebut memiliki tiga tujuan utama, yakni menyambut Hari Raya Natal, menyiapkan rumah ibadah yang bersih dan nyaman menjelang Tahun Baru, serta menguatkan nilai pengabdian dan pelayanan keagamaan sejalan dengan semangat Hari Amal Bakti Kementerian Agama.
“Ke depan, program ini tidak hanya berhenti pada momentum Nataru, tetapi akan terus dikembangkan, termasuk menyambut Ramadan dan agenda keagamaan lainnya dengan pendekatan lintas iman dan kepedulian lingkungan,” ujarnya.
Ketua Umum IPARI, Daloh Abdaloh, menegaskan bahwa kegiatan bersih-bersih rumah ibadah dilaksanakan secara lintas iman dan saling mendukung. Dalam praktiknya, penyuluh non-Muslim turut membersihkan masjid, sementara penyuluh Muslim ikut membersihkan gereja, vihara, dan rumah ibadah lainnya.
“Kerukunan tidak hanya disampaikan lewat ceramah, tetapi diwujudkan melalui tindakan nyata, bekerja bersama merawat rumah ibadah,” kata Daloh.
Selain kegiatan tersebut, IPARI juga aktif dalam aksi sosial dan kemanusiaan. Para penyuluh agama turut terlibat dalam penggalangan bantuan bagi masyarakat terdampak bencana, termasuk di wilayah Sumatera, yang dihimpun melalui kerja sama lintas pihak dan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Aksi bersih-bersih rumah ibadah lintas iman ini salah satunya dilaksanakan di Masjid Al-Hijrah dan Gereja HKBP–PGI Rusunawa Marunda Blok B, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, dan berlangsung serentak di berbagai daerah di Indonesia.
(Awaludin)