JAKARTA - Dirjen Bimas Islam Departemen Agama Nasarudin Syamsudin menilai telah terjadi perubahan besar dari ajaran Ahmadiyah Qadiyan dengan mengakui Muhammad sebagai Nabi terakhir dan Mirza Ghulam Ahmad sebagai guru, mursyid, atau pembawa berita gembira.
"Kami bersyukur Alhamdulillah telah terjadi perubahan besar di dalam ajaran Ahmadiyah Qadiyah, ini adalah sebuah langkah besar," kata Nasarudin kepada okezone di Jakarta, Selasa (15/1/2008).
Mantan Purek III UIN Syarif Hidayatullah ini mengatakan, ada 2 aliran Ahmadiyah yaitu Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) adalah pengikut Ahmadiyah Lahore dan Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang merupakan pengikut Ahmadiyah Qadiyan.
"Lahore tidak masalah, mereka hanya menjadikan Mirza Ghulam sebagai pembaharu. Tapi Ahmadiyah Qadiyan yang selama ini susah dan selalu menyebut Mirza Ghulam sebagai nabi," jelasnya.
Namun, setelah 10 kali pertemuan, terakhir Senin (14/1), diputuskan 12 poin. Ada 2 poin yang merupakan langkah besar dari pertemuan tersebut, yaitu Ahmadiyah Qadiyan mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi penutup dan mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Guru, Mursyid, pembawa kabar baik dan peringatan serta pengembang mubasysyira.
(Syukri Rahmatullah)