Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Unilever: Produk Ponds Dipalsukan!

Dadan Muhammad Ramdan , Jurnalis-Kamis, 11 Juni 2009 |16:37 WIB
Unilever: Produk Ponds Dipalsukan!
A
A
A

JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk sudah mengetahui jika produk kecantikan bermerek Ponds yang dinyatakan BPOM mengadung bahan kimia berbahaya adalah produk palsu.

"Kalau produk yang asli sudah pasti kandungannya aman. Sudah mengantongi izin dan diketahui bahan bakunya apa. Tapi yang diberitakan BPOM adalah produk palsu yang memakai merek Ponds," kata Maria D Dwianto, Head of Corporate Communication PT Unilever Indonesia kepada okezone, Kamis (11/6/2009).

Hal lain, kata dia, produk Pond's Detox Eye Shadow Blusher Lip Gloss atau Pond's Detox Complete Beauty Care Make Up Kit dan lainnya, tidak ada variannya dalam produksi Unilever. "Jadi itu memang produk palsu," ungkap dia.

Menurut Maria, kepastiaan bahwa produk Ponds yang mengandung bahan kimia berbahaya adalah palsu itu setelah mengecek langsung ke BPOM yang melakukan uji sampel produk kecantikan tersebut.

Sebelumnya, BPOM telah mengumumkan 70 merek kosmetik yang mengandung bahan berbahaya seperti merkuri. Itu setelah diadakan uji laboratorium sejak September 2008 hingga Mei 2009.

Ke-70 produk di atas ditengarai bisa memicu penyakit gangguan syaraf, gangguan perkembangan janin, serta penyakit kanker.

Produk-produk itu terbagi dalam empat kategori, yaitu kosmetik rias mata dan rias wajah, kosmetik pewarna rambut, kosmetik perawatan kulit, dan kosmetik mandi. BPOM menyebut merek Ponds dan Olay yang dilansir tersebut adalah produk palsu yang memang hanya ingin nebeng merek terkenal.

Berdasarkan hasil pengawasan sampling dan pengujian laboratorium sejak September 2008 hingga Mei 2009, ke 70 produk itu terbukti mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, hidrokinon, asam retinoat, zat warna merah K3, K10, dan jingga K1. (ram)

(M Budi Santosa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement