JAKARTA- Pihak Abu Bakar Baasyir berkali-kali membantah mendalangi peredaran pesan singkat teror jelang sidang vonis hari ini.
Pengamat teroris Al Chaidar menilai para simpatisan di tingkat bawah tidak tersentuh “tangan” Baasyir sehingga mereka cenderung mengambil sikap sendiri. Padahal Baasyir tidak merestui aksi yang mereka lakukan.
Aksi teror, termasuk penembakan terhadap polisi, merupakan bentuk simpati atas tindakan Kepolisian terhadap Baasyir.
“Aksi teror dan rencana pengeboman 36 titik itu mungkin sebagai bentuk simpati orang-orang terhadap Ustaz Abu. Saya kira Ustaz juga tidak mungkin membuat bom di 36 titik. Ini bentuk perlawanan saja dari kalangan bawah,” ujar Al Chaidar saat dihubungi okezone, Kamis (16/6/2011).
Dia melanjutkan, para simpatisan itu sangat mungkin bukan dari kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), namun sikap solidartitas terbentuk dengan sendirinya dari sel-sel teroris lain.
Terlebih, lanjut Al Chaidar, Baasyir saat ini dianggap sebagai tokoh spiritual satu-satunya. Jika vonis bersalah dijatuhkan dan Baasyir harus mendekam dalam penjara, maka ini akan menjadi pukulan berat bagi kelompok Islam kritis.
“Baasyir itu saat ini bisa dibilang satu-satunya tokoh yang paling disegani di kalangan ikhwan. Bentuk perlawanan termasuk dengan teror adalah aksi simpatik terhadap Ustaz Abu. Ini juga untuk meyakinkan bahwa Ustaz Abu tidak sendirian,” pungkasnya.
Sidang vonis Abu Bakar Bassyir akan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di Jalan Ampera Raya hari ini sekira pukul 10.00 WIB. Sebelumnya jaksa penuntut umum menuntut Baasyir dengan hukuman penjara seumur hidup. Dia didakwa dengan pasal berlapis termasuk mengetahui dan mensponsori pelatihan teroris di Aceh.
(Anton Suhartono)