JAKARTA - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar mengaku kasus Ruyati menjadi cambuk keras untuk kementeriannya mencari jalan keluar yang tidak biasa.
"Kami mendapat cambuk untuk cari jalan yang tidak biasa," ujar Muhaimin dalam diskusi Polemik Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (25/6/2011).
Menurut Cak Imin, sapaan akrabnya, tidak ada pilihan bagi pemerintah untuk mencari terobosan baru dalam kasus yang menimpa para TKI ini. Hal yang akan dilakukan, lanjutnya, yaitu mengubah seluruh sistem regulasi, mencari pokok masalah dari benang kusut penempatan TKI, dan penetapan program pembangun rekrutmen TKI.
Muhaimin menambahkan, ada sejumlah masalah mendasar dalam kasus TKI ini. "Hulunya ada tiga, dari 38 kabupaten kota basis rekrutmen TKI, untuk pendidikan harus dibenahi total. Kedua, cara birokrat harus diubah, termasuk diplomasi yang lebih langsung. Ketiga, kita mengurangi terus menerus, moratorium hanya langkah sementara," papar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Sejak Januari, kata Muhaimin, pihaknya telah melakukan pengetatan pengiriman Tki ke Arab Saudi. "Regulasi mulai dari calon pengguna tanaga kerja, kita ketatkan syaratnya, menunjukan kelakuan diri, rekening gaji minimun, peta rumah, jenis pekerjaan, foto keluarga, akses komunikasi untuk komunikasi keluar," ungkapnya.
(Muhammad Saifullah )