JAKARTA- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan sangat prihatin dengan insiden antrean BlackBerry di lobby selatan Pacific Place, Jakarta Jumat 25 November 2011. Research in Motion (RIM), produsen BlackBerry dan penyelenggara bisa mengatur sedemikian rupa sehingga tak jatuh korban saat promo penjualan BlackBerry 9790 Bellagio tersebut.
“Kami sangat prihatin, tapi itu memang hak masyarakat. Tapi seharusnya mereka mengatur sedemikian rupa,” kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo Gatot S Dewa Broto kepada okezone, Minggu (27/11/2011).
Dikatakan Gatot, RIM, seharusnya jangan hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar penjualan gadget besutannya. “Secara etika, seharusnya mereka jangan hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar, apalagi melakukan penjualan yang memakan korban,” katanya
RIM, kata Gatot, juga diminta mengikuti aturan yang ada di Indonesia. Perusahaan asal Kanada itu pun, juga belum memenuhi sejumlah komitmennya kepada pemerintah Indonesia.
Alhasil, RIM akan terkena sanksi tegas dari Kemkominfo. “Terkait komitmen, dari empat komitmen yang disepakati antara RIM dan pemerintah hanya satu komitmen saja yang beres,” katanya.
“Yang baru tepenuhi, baru satu komitmen, yaitu filtering konten pornografi,” kata Gatot.
Komitmen lain yang belum dipenuhi oleh RIM, diantaranya, kerjasama dengan aparat penegak hukum dalam hal penyadapan dan komitmen untuk membangun 40 layanan purnajual. “Mereka juga pernah berkomitmen untuk membangun network aggregator, entah server, atau datacenter, tapi ini belum dipenuhi,” kata Gatot.
Sebab itu, Gatot mengatakan, Kemkominfo akan menindak tegas RIM bila komitmen-komitmen tersebut tak dipenuhi RIM hingga akhir Desember 2011 ini. “Kita tak usah berprasangka buruk, atau berandai-andai, yang jelas bila komitmen-komitmen tersebut tak dipenuhi maka akan ada Sanksi,” katanya.
(Stefanus Yugo Hindarto)