Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perbedaan Pemahaman Sunni-Syiah Harus Dihormati

Rizka Diputra , Jurnalis-Sabtu, 31 Desember 2011 |09:35 WIB
Perbedaan Pemahaman Sunni-Syiah Harus Dihormati
Warga korban pembakaran ponpes Syiah mengungsi (Dok: Sindo TV/Taufik S)
A
A
A

JAKARTA - Perselisihan antara dua kelompok Sunni dan Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur tidak sepatutnya terjadi. Perbedaan pemahaman mengenai konsep kepemimpinan dan tata cara peribadatan sejatinya disikapi secara dewasa oleh keduanya.

"Tentu kita tidak menolak adanya perbedaan diantara cara pandang mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Syiah. Ada perbedaan mendasar utama dalam imamah dan fikih," ujar Pemerhati Syiah dari Universitas Paramadina, Kholid Al Walid saat berbincang dengan okezone, Jumat (30/12/2011) malam.

Dijelaskannya, dalam pemahaman kelompok Syiah, diyakini kepemimpinan setelah wafatnya Rasulullah SAW ialah dengan ditunjuknya Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai imam penerus Rasulullah. Khalifah Ali inilah yang kemudian begitu diistimewakan oleh kaum Syiah hingga kepada keturunannya Sayyidina Hasan dan Husein.

"Sementara itu Sunni menganggap Rasulullah SAW tidak pernah menunjuk pemimpin setelahnya seperti Ali. Setelah Rasulullah wafat itu ada sahabat Khulafaur Rasyidin yang meneruskan yakni Abu Bakar, Umar, Usman, baru kemudian Ali," tutur Kholid.

Menurutnya, yang paling celaka ialah apabila suatu pemahaman dan sikap dari seorang muslim dengan begitu mudah mengkafirkan seorang muslim lainnya, hanya karena perbedaan yang bersifat khilafiyah.

"Kita tidak boleh menyatakan kita lah yang paling benar dan menganggap orang lain itu salah atau sesat. Kita harus berpikir mungkin saja ada kebenaran dari orang lain dan menyadari ada kesalahan dari diri kita. Jadi hargailah perbedaan itu," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kompleks Pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, dibakar massa. Diduga pembakaran dilakukan karena warga tidak terima dengan keberadaan kelompok Syiah.

Namun, menurut informasi yang berkembang, ternyata Pembakaran kompleks Pondok Pesantren Islam Syiah di Kabupaten Sampang, Madura, tersebut diduga dipicu konflik keluarga.

Hal itu disampaikan mantan Ketua LBH Surabaya Dedy Priambudi. Dedy yang memang dekat dengan kelompok Syiah ini menyebut, konflik internal itu ditunggangi pihak tertentu hingga berhembuslah isu-isu Sara dan konflik jadi melebar.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement