JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) akan diselenggarakan sekira dua tahun lagi. Beberapa partai politik sudah menentukan calon presiden yang akan diusung, namun ada juga yang masih kesulitan untuk menunjuk calon yang akan didukung.
Sebut saja Partai Golkar yang mengusung Ketua Umumnya Aburizal Bakrie (Ical), Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusung Hatta Rajasa, Partai Gerindra yang mengusung Ketua Dewan Pembinanya Prabowo Subianto, serta Partai Hanura yang juga mengusung Ketua Umumnya Wiranto.
Sementara itu, parpol lain seperti Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mungkin masih bingung untuk menentukan Capres.
Menurut pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Adrinof Chaniago, belum diputuskanya figur yang akan diusung dalam Pilpres oleh sebagian besar partai politik menunjukan bahwa proses kaderisasi di internal partai tersebut tidak berjalan dengan baik.
"Program kaderisasi enggak jalan. Masalahnya partai kan tidak pernah menyiapkan pemimpin, maka selalu kesulitan mencari calon buat presiden, gubernur, wali kota, atau bupati," kata dia saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, Minggu (28/10/2012) malam.
"Fungsi partai tidak bisa dijalankan dengan benar, diselewengkan. Fungsi mencari pemimpin, mempromosikan pemimpin, enggak ada. Akhirnya pencalonan-pencalonan itu ya jadi mendadak-mendadak," sambungnya.
Padahal menurut Adrianof, akan lebih baik jika partai politik tersebut mendeklarasikan capresnya sejak jauh-jauh hari. Hal itu justru akan memudahkan masyarakat untuk menimbang-nimbang siapa saja figur yang akan dipilh.
"Kalau yang bagus memang mengumumkan calon jauh-jauh hari," imbuh Adrinof.
Meskipun demikian, diakui Adrinof partai politik tidak bisa memutuskan dengan tergesa-gesa siapa figur yang akan diusung dalam Pilpres. Sebab, hal itu secara tidak langsung juga berpengaruh pada masyarakat dalam menentukan pilihan.
"Kalau itu tergantung sudah punya belum orang yang mantap. Kalau belum punya beresiko. Partai besar bukan berarti punya calon yang bagus. Partai kecil juga belum tentu enggak punya calon. Jadi enggak bisa sembarangan saja," tegasnya.
(Tri Kurniawan)