Angeline Tewas Tragis, Ibu Angkat Harus Tanggung Jawab
JAKARTA - Kasus kematian seorang bocah kelas dua SD bernama Angeline sontak mendapat sorotan publik. Tak hanya karena Angeline yang ditemukan tewas membusuk dengan penuh luka, dia juga menjadi korban pelampiasan nafsu bejat pembantu, Agustinus Tae, di rumah orang tua angkatnya.
Tragedi tersebut jelas membuat ibu kandung Angeline, Hamidah, (26) sangat sedih dan syok melihat fakta anak kandungnya tewas dengan cara keji. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Ketua Bidang Pelayanan Penegakan Hukum dan Pendampingan, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, Siti Sapurah, Hamidah tampak tak terima dengan perlakuan Margaret sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kematian anaknya.
“Ibu Angeline (Hamidah) tinggal di Bali, dia sangak syok dan tidak terima dengan perlakuan Margaret, sekarang dia tinggal di rumah kakaknya di Denpasar,” ujar wanita yang akrab dipanggil Ipung saat berbincang dengan Okezone, Kamis (11/6/2015).
Ipung menambahkan tragedi yang menimpa Angeline tersebut tak pelak menambah beban pikiran dan duka mendalam bagi keluarga aslinya. Menurutnya, keluarga Angeline berlatar keluarga tidak mampu dan hidup sebagai transmigran di Pulau Dewata.
“Ibunya enggak kerja. Kakak kandungnya jadi buruh bangunan, orang tuanya itu sudah bercerai dan masing sudah menikah lagi, ya broken home,” tukasnya.
Sejak kasus tersebut terungkap, pihak kepolisian telah menetapkan satu tersangka bernama Agustinus Tae yang tak lain adalah pembantu kelarga angkat Angeline. Selain itu, hingga saat ini pihak kepolisian Resor Kota Denpasar telah mengamankan tujuh orang, yaitu Margareth ibu angkat Angeline, dua anak Margareth bernama Christina dan Ivon, seorang satpam bernama Dewa Ketut Raka, dan pembantu Susiana dan Rahmat. (ris)
(Muhammad Saifullah )
