Hanya Tahiti mungkin yang menganggap peristiwa gerhana sebagai pertanda baik dan menyambut kedatangannya. Masyarakat Tahiti percaya pada tahap itu matahari yang dinamakan Dewa Fati sedang bercinta dengan Dewi Bulan. Kekuatan mereka tercurah ke negara yang dilintasinya dan diyakini dapat membawa harapan dan kesempatan-kesempatan baru yang dapat mengubah hidup orang-orang menjadi lebih baik.
“Oleh karena Dewa Matahari dan Dewi Bulan sedang bersenggama hari ini, semoga kesempatan baru akan datang kepadaku. Selama gerhana, bayang bulan jatuh ke Bumi, mengantarkan keseimbangan waktu, sihir dan kelahiran kembali,” demikian nyanyian Bangsa Tahiti saat terjadi gerhana, dilakukan sambil menyalakan sebatang lilin putih sebagai perlambangan dari Dewa Matahari dan lilin hitam untuk Dewi Bulan, dilansir dari David Reneke.
Tahun ini, gerhana matahari total melewati langit Indonesia. Bertepatan dengan hari raya Nyepi yang jatuh pada hari ini Rabu (9/3/2016), akan ada 12 provinsi di tanah air yang dapat menyaksikan fenomena langka ini, yakni Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua Nugini dan berakhir di Lautan Pasifik.
Waktu terjadinya akan dimulai beberapa saat lagi, sekira pukul 6.20 dan berakhir kira-kira sejam kemudian. Namun begitu, di setiap wilayah yang akan dilintasinya, kita hanya bisa menyaksikan selama 3-4 menit saja.
(Silviana Dharma)