Arab Saudi memimpin koalisi negara Arab untuk melakukan intervensi di Yaman sejak Maret 2015. Melalui serangan udara, mereka mencoba mengembalikan kedudukan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi di Yaman. Tokoh yang justru ditolak mentah-mentah oleh pihak Houthi, yang didukung oleh pasukan yang setia terhadap mantan presiden Ali Abdullah Saleh.
Hadi digulingkan dan Houthi mengambil alih kekuasaan di Kota Aden, memaksa Presiden Hadi minggat dari negaranya sendiri. Akibat perang saudara yang bergejolak di Yaman, sedikitnya 6.200 orang tewas dan lebih dari 2,5 juta orang terpaksa mengungsi dari tempat tinggalnya.
Pihak Houthi menjelaskan keberhasilan merebut Ibu Kota Sanaa pada 2014 dan kemajuan mereka di Aden sebagai bagian dari revolusi melawan korupsi. Selain juga untuk menghentikan serangan dari Al Qaeda. Mereka telah menuduh koalisi pimpinan Arab Saudi melanggar gencatan senjata dengan melakukan serangan udara.
PBB berusaha menengahi konflik ini dan membawa kedua belah pihak yang berseteru ke meja perundingan damai di Kuwait. Dengan tujuan untuk mengakhiri perang yang telah bergulir selama 14 bulan terakhir dan meringankan krisis kemanusiaan di negara termiskin di Semenanjung Arab itu. Sayangnya, hingga saat ini, pertemuan yang diadakan oleh PBB itu masih menghasilkan sedikit kesepakatan.
(Silviana Dharma)