BLITAR - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Blitar, tampaknya tidak percaya diri dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Oktober 2010 mendatang.
Dalam pilihan politiknya, DPD II Partai Golkar (PG) berniat hanya mengincar kedudukan Calon Wakil Bupati (Cawabup). Keputusan berada di posisi kedua itu merupakan bagian dari hasil Musyawarah Daerah (Musda) VIII PG 16 Desember 2009 lalu.
Menurut keterangan Wakil Ketua I DPD PG Kabupaten Blitar M Agus Slamet, pilihan PG sangatlah rasional, mengingat PG hanya memiliki lima kursi di parlemen.
“Kita rasional sajalah. Kita memang membidik kursi cawabup,“ ujarnya kepada wartawan, Minggu (20/12/2009).
Untuk mewujudkan cita-cita politiknya, PG Kabupaten Blitar berharap bisa berpasangan dengan Partai Demokrat (PD). Agus Slamet optimistis, pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) dari PD dan PG akan memenangkan pilkada 2010 mendatang.
“Pilihan terhadap Partai Demokrat karena Demokrat merupakan partai pemenang pemilu. Karenanya peluang untuk menang sangatlah besar,“ papar Agus.
Mengenai calon cawabup yang bakal diusung, PG akan menggunakan mekanisme penjaringan dari internal partai, termasuk menyeleksi pelamar yang berasal dari luar partai.
Sejauh ini, nama cawabup yang sudah muncul dari dalam adalah Rijanto, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Blitar yang sekaligus Ketua AMPG.
“Nama Pak Rijanto dalam pembahasan kami. Karena beliau merupakan kader tulen Golkar. Selain itu memiliki kemampuan menjadi cabup,” tandasnya.
Mengenai adanya komunikasi poltik dengan PD, Agus Slamet mengaku secara formal belum dilakukan. Pembicaraan masih sebatas informal.
Sementara dikonfirmasi terpisah Ketua DPC PD Kabupaten Blitar Edi Masna Nurrohman hanya mengatakan partainya akan membuka pintu selebar-lebarnya. Menurut dia, PD memberi kesempatan seluas-luasnya kepada partai manapun yang ingin berkoalisi.
“Hanya pastinya, PD memutuskan mengusung cabup. Jadi siapapun partai yang berkoalisi, tentunya hanya untuk posisi cawabup,” tegasnya.
Edi mengaku, sejauh ini belum ada partai yang melakukan penjajakan untuk berkoalisi. Semua kabar yang berkembang selama ini, termasuk dengan PDI Perjuangan, menurut Edi masih wacana.
“Kita pun juga belum melakukan proses penjaringan. Semuanya masih wacana. Saat ini kita masih menunggu peta politik yang ada,“ pungkasnya.
(Lusi Catur Mahgriefie)