MAKASSAR - Penetapan formatur untuk menyusun struktur Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 sempat diwarnai kericuhan. Para muktamirin memprotes pimpinan sidang karena tidak mengajak mereka berembug dalam memilih formatur.
Nama-nama formatur yang terdiri-dari lima orang mewakili pulau besar yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia bagian Timur langsung dibacakan oleh pimpinan sidang.
Saat nama Abdul Karim disebut mewakili kawasan Indonesia Timur, para muktamirin dari daerah tersebut langsung menyampaikan protes.
“Kami tidak pernah menunjuk dia sebagai formatur. Kami sepakat menunjuk perwakilan Papua,” kata salah seorang peserta sidang.
Protes yang sama juga disampaikan perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka kecewa karena tidak diajak bicara dalam penetapan Miftahul Ahyar sebagai formatur mewakili Pulau Jawa.
Perdebatan sengit antara muktamirin dengan pimpinan sidang akhirnya selesai ketika salah seorang pimpinan sidang mendendangkan Salawat Badar yang langsung diikuti sebagian besar peserta sidang lainnya. (abe)
(Hariyanto Kurniawan)