GARUT - Diduga terjangkit flu burung virus H5N1, ratusan unggas milik beberapa warga di Kampung Warung, Desa Banyuresmi, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, mati mendadak.
Unggas warga mati bertahap sejak 3 pekan terakhir. Kepala Desa Banyuresmi, Wawan Ridwan, menuturkan, kematian unggas milik warga tersebut hingga kini masih terjadi.
“Sebelumnya, saya dan beberapa warga yang lain mengira kematian unggas ini hanya terjadi karena penyakit biasa saja. Namun, anehnya kematian yang menimpa unggas ini terjadi secara serempak. Mayoritas terjadi pada hewan ternak ayam,” kata Wawan.
Diungkapkan Wawan, peristiwa ini sudah terjadi sejak kurang lebih 3 pekan lalu, yakni ketika belasan ekor unggas ditemukan pemiliknya mati di dalam kandang. Sehari setelahnya, lanjut dia, warga menemukan bangkai unggas berserakan di kebun bambu yang ada di Kampung Warung.
“Jika dihitung-hitung, dalam 1 minggu terakhir sudah ratusan ekor unggas yang mati. Sampai sekarang juga warga ada melaporkan unggasnya mati,” ungkapnya.
Ketua RW setempat, Komarudin, menambahkan, di hari-hari pertama jumlah unggas yang mati berkisar antara 10 hingga 20 ekor. Namun, lanjut dia, di beberapa hari terakhir jumlah unggas yang mati meningkat drastis hingga 110 ekor.
“Warga baru sadar unggasnya mati itu karena diberitahu oleh Dinas Peternakan. Mereka sebenarnya antara percaya dan tidak percaya karena pemberitahuannya sangat mendadak. Meski begitu, saya berharap warga tidak ada yang terjangkit virus ini. Makanya, dalam waktu dekat kami akan melakukan sebuah pembicaraan dengan warga tentang menghadapi ancaman virus ini,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanla) Kabupaten Garut, Dida Kardiana, mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan upaya penyisiran terhadap bangkai unggas yang diduga mati terjangkit virus H5N1 di beberapa lokasi pembuangan sampah Kampung Warung. Penyisiran ini dilakukan untuk mengantisipasi penularan virus H5N1 melalui media hewan ternak unggas lainnya atau melalui lalat.
“Ini juga kami lakukan sambil menunggu kesediaan warga untuk menyerahkan ayamnya untuk dimusnahkan. Penyisiran sudah kami lakukan ke beberapa tempat pembuangan sampah. Bila kita menemukan bangkai unggas, kami akan langsung bakar. Setidaknya, kami pun sudah menemukan sebanyak 30 ekor bangkai unggas. Kondisinya sudah berbau tidak sedap. Dikhawatirkan ini bisa menularkan virus flu burung. Untuk sementara, belum ada laporan bahwa ada warga di sekitar kampung ini yang terkena virus ini,” jelasnya.
Sebagai upaya pencegahan tahap awal, pihak Disnakanla Kabupaten Garut tidak hanya menyisir bangkai unggas di tempat pembuangan, tetapi juga melakukan kegiatan penyemprotan di setiap kandang unggas milik warga dengan desinfektan.
“Hal ini perlu dilakukan agar virus flu burung yang tersisa di kandang bisa dibasmi,” ucapnya.
(Anton Suhartono)