Rumah Apung di Atas Ribuan Makam yang Terkubur

Fahmi Firdaus , Jurnalis
Senin 07 Maret 2011 14:36 WIB
Areal pekuburan yang tenggelam dan dipenuhi rumput liar (Foto: Fahmi/okezone)
Share :

JAKARTA - Sebelum menjadi Kampung Apung seperti sekarang ini, daerah RT 10 Rw 1 Kelurahan Kapuk, Cengkareng adalah dataran yang terdapat areal pemakaman cukup luas.

Dari 4 hektare lahan di kampung ini, 2 hektare di antaranya sudah tenggelam karena penurunan muka tanah ditambah genangan air banjir yang tak terbuang. Untuk bertahan hidup, warga membangun rumah semi permanen yang mengampung dengan tiang-tiang pancang dari kayu. Warga terpaksa hidup dengan kondisi kualitas lingkungan yang buruk.

Di area yang tergenang ini, ribuan makan turut terkubur timbunan sampah dan genangan air. Pantauan okezone, bekas pemakaman tersebut sudah dipenuhi ilalang. Permukaan lahan sangat labil saat menginjakan kaki.  

Ade, warga setempat, menuturkan dahulu makam tersebut adalah petilasan para leluhur mereka yang sudah turun-temurun. Kini makam tersebut sudah tidak ada lagi. "Areal makam sekarang sangat berbahaya karena orang bisa tercebur ke dalam air yang cukup dalam di bawahnya,” ujarnya kepada okezone.
 
Ketua RW 01 Kelurahan Kapuk, Juhri, mengatakan semua ahli waris makam tidak dapat berbuat banyak ketika banjir melanda. Tidak bisa menyelamatkan kerangka  di kuburan tersebut. Pria yang mengaku lahir di Kampung Apung itu menceritakan jika puluhan tahun lalu pemakaman itu merupakan dataran tinggi.

“Jika terjadi banjir, warga banyak yang mengungsi ke tempat ini. Namun ketika kawasan sekitarnya yang semula menjadi resapan air dibangun menjadi pabrik dan gudang, dataran tinggi ini pun berubah menjadi genangan banjir yang tak pernah surut,” ungkapnya.

Kata Juhri, warga mengusulkan ke pihak terkait agar area pemakaman yang sudah tenggelam lebih dari dua meter dialihfungsikan menjadi sarana pendidikan. “Karena masyarakat di sini umumnya hanya berpendidikan SMP. Mereka bekerja di pabrik yang banyak berdiri di sini,” ujarnya.

Juhri menambahkan, akibat buruknya kualitas lingkungan di Kampung Apung, banyak warga yang terkena demam berdarah. Selain lautan sampah yang mengambang, berbagai macam tumbuhan air banyak terdapat di bekas area kuburan tenggelam itu.

Ternyata, bukan hanya orang yang masih hidup saja yang merasakan banjir. Mereka yang sudah meninggal pun turut menjadi korban banjir saat pusaranya lenyap ditelan air dan sampah. Pemakaman di RW 1 Kelurahan Kapuk menjadi bukti dampak pembangunan yang kurang memperhatikan keseimbangan lingkungan. Pasalnya, area ini dulunya adalah dataran tinggi, tetapi saat ini nyaris menjadi kubangan air raksasa.

Di Kampung Apung ini tidak hanya tercecer kehidupan miskin dari warga kota yang hanya berjarak beberapa kilo meter dari pusat pemerintahan, Istana Kepresidenan. Dari Kampung Kapuk ini boleh jadi tanda-tanda yang mengingatkan manusia akan fenomena alam.

Yakni ancaman tenggelamnya wilayah pesisir pantai utara Jakarta yang sudah ada di depan mata akibat pemanasan global dan pembangunan masif yang tidak mempedulikan kelestarian lingkungan.

(Dadan Muhammad Ramdan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya