SURABAYA - Jembatan Tol Suramadu di Jawa Timur terus dirawat untuk mengantisipasi ambruk. Pemerintah Provinsi Jatim melakukan perawatan secara intensif termasuk memasang alat-alat berteknologi tinggi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemasangan katodik dan sensor magnetik.
Katodik dipasang di penyangga jembatan pagi tadi. Para petugas memasang alat tersebut di bagian pipa penyangga yang berada di bawah jembatan. Selain mengurangi kadar garam yang menempel di besi penyangga, alat itu juga berfungsi menghilangkan terumbu karang yang melekat pada pipa sehingga besi tidak mudah berkarat.
Khairul, petugas pemasang katodik, Senin (28/11/2011), mengatakan ada alat lain yang juga dipasang yakni EM (electro magnetic) sensor. Alat tersebut dipasang pada kawat baja yang menarik jembatan di bentang tengah. Melalui EM dapat diketahui ketegangan antara kawat baja dan konstruksi bangunan jembatan.
EM juga dapat menginformasikan pergerakan konstruksi jembatan dan kekuatan kawat baja di bentang tengah. Jika terjadi perubahan dengan cepat bisa diketahui petugas dan langsung dilakukan perbaikan. Kedua alat tersebut dioperasikan secara komputer.
Faisal Yaser Arifin, Humas Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) mengimbau kepada masyarakat agar tidak takut melewati jembatan Suramadu pasca-ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Faisal menegaskan usia konstruksi jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura itu bisa mencapai 100 tahun.
Suramadu resmi digunakan untuk umum, baik kendaraan roda empat maupun roda dua, pada 10 Juni 2009. Dibutuhkan waktu sekira enam tahun untuk membangun jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu.
(Anton Suhartono)