PARIS - Sampai saat ini, tidak ada aksi demonstrasi anti-kartun Nabi yang dilakukan dengan skala besar di Prancis. 5 juta warga Prancis dikabarkan tidak tertarik untuk menggelar demo besar itu.
Mufti dari Masjid Agung Paris Dalil Boubakeur mengatakan, mayoritas warga Muslim di Prancis menunjukkan tekadnya untuk menjaga kesatuan dan ketertiban. Mereka tidak akan terprovokasi untuk menggelar unjuk rasa yang menciptakan kerusuhan.
"Kami bisa mengatakan bahwa, warga Muslim memilih diam," ujar Boubakeur, seperti dikutip The Independent, Senin (24/9/2012).
Sekelompok warga Muslim di Paris, Lille dan Lyon, sempat menggelar aksi, namun mereka akhirnya ditangkap. Demonstran-demonstran itu juga dibubarkan oleh kepolisian.
Munculnya kartun Nabi Muhammad di Suratkabar Charlie Hebdo sangat mengundang kecaman dari warga Muslim di penjuru dunia dan Pemerintah Prancis. Kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) mendesak pihak Prancis untuk mengambil tindakan guna menyikapi masalah itu.
Selain kelompok Ikhwanul Muslimin, Gedung Putih pun sempat menyuarakan kekhawatirannya atas publikasi kartun Nabi Muhammad tersebut. Bagi Amerika Serikat (AS), kartun Nabi adalah suatu hal yang sangat menghina Muslim.
Akibat publikasi kartun Nabi, Pemerintah Prancis meningkatkan keamanan di beberapa kedutaan besar negara asing di Paris. Selain itu, Pemerintah Prancis juga memutuskan untuk menutup kantor kedutaan mereka di sekira 20 negara pada Jumat pekan lalu.
(Aulia Akbar)