JAKARTA- Rumah Sakit Tarakan membantah telah menelantarkan Andre Safa Gunawan, bocah berusia 10 tahun yang meninggal karena penyakit radang tenggorokan.
"Kami tidak pernah menelantarkan pasien tersebut, saya sudah cek, dan sudah ditangani," kata Direktur Utama RSUD Tarakan, dr Kusmedi Priharto saat berbincang dengan okezone, Senin (10/3/2014).
Kusmedi menuturkan, berdasarkan CCTV RS Tarakan, pasien bernama Andre Safa datang bersama ayahnya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Tarakan, Sabtu (8/3). "Anak tersebut terlihat berjalan, kondisinya stabil, dan diperiksa oleh dokter IGD. Berdasarkan pemeriksaan, dan diperiksa mulutnya, memang terlihat ada warna merah di tonsil-nya, dan disarankan untuk diperiksa ke poliklinik THT," kata Kusmedi.
Dikatakan Kusmedi, dia juga telah memanggil dokter yang menangani Andre Safa. "Dia disuruh ke poliklinik, tapi menurut dokter poliklinik tidak ada nama pasien tersebut. Kemungkinan dia tidak mendaftar ke poliklinik. Jadi kami tidak melempar-lempar," katanya.
Dikatakan Kusmedi, setiap hari Sabtu memang poliklinik dibuka hingga pukul 14.00 WIB, namun pendaftarannya ditutup pukul 12.00 WIB. "Jadi pasien tersebut, kemungkinan bertemu satpam dan disarankan untuk kembali lagi untuk berobat hari Senin," katanya.
Kusmedi juga mengaku kaget dengan pemberitaan tentang kematian pasien itu. "Saya juga heran, karena berdasarkan CCTV anak tersebut berjalan normal, dan tiba-tiba bisa meninggal, yang jelas kami tidak melempar-lempar pasien tersebut," katanya.
(Stefanus Yugo Hindarto)