Rhoma Effect Masih Kalah dengan NU Effect

JAKARTA - Direktur Eksekutif PolcoMM Institute, Heri Budianto, menilai Rhoma effect tidak begitu signifikan dalam memberikan suara terhadap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Justru NU effect yang lebih dominan.
 
"Kalau pun ada Rhoma effect itu tidak signifikan. Yang ada NU effect yang lebih besar," kata Heri dalam diskusi Baca Arah Koalisi Partai Politik di Universitas Mercu Buana, Jalan Menteng Raya No. 29, Jakarta Pusat, Jumat (11/4/2014).
 
Menurut Heri, adanya NU effect ini tidak terjadi pada saat Pemilihan Umum 2009. Pada pemilu kali ini mayoritas warga Nahdatul Ulama berkumpul untuk menyatukan suaranya. "Misalnya solidnya NU di Jatim dan itu tidak terjadi di Pemilu 2009 lalu," kata Heri.
 
Berdasarkan hasil hitung cepat LSI pada Pemilu Legislatif 2014, PDIP menempati posisi teratas dengan raihan 19,77 persen, Golkar 14,61 persen, Gerindra 11,80 persen, Demokrat 9,73 persen, PKB 9,07 persen, PAN 7,47 persen, PPP 7,08 persen, PKS 6,61 persen, Nasdem 6,27 persen, Hanura 5,26 persen, PBB 1,36 persen, dan PKPI 0.97 persen. Perolehan suara PKB pada pemilu kali ini nyaris naik 100 persen.

(Susi Fatimah)