Trikarya Golkar Evaluasi Pencapresan Ical

Misbahol Munir, Jurnalis
Selasa 13 Mei 2014 03:07 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie
Share :

JAKARTA - Internal Partai Golkar terus bergejolak menanggapi stagnannya pencapresan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical).

Dalam rangka menanggapi hal itu, Trikarya Golkar yakni Soksi, Kosgoro, dan MKGR melakukan pertemuan di kediaman pendiri Soksi, Prof. Suhardiman di Jalan Kramat Batu Nomor 1, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (12/5/2014).

"Pertemuan ini akan bergilir dalam konteks menyelamatkan Golkar. Sebagai pendiri Golkar dan Soksi, tanggapan bapak terhadap dinamika Partai Golkar. Karena belum ada satupun parpol yang mau jalan bareng sama Golkar. Sedangkan, Gerindra sudah say goodbye. Rapimnas pun belum ada seolah-olah diulur-ulur," jelas politikus senior Golkar sekaligus Wakil Ketua Pertimbangan MKGR, Zainal Bintang.

Suhardiman pun, memberi komentar terkait kondisi partai berlambang pohon beringin itu. Menurut dia, sebagai salah satu pendiri partai, ia merasa terpanggil untuk membenahinya. "Saya sebagai pendiri Golkar dan Soksi dan satu-satunya yang masih hidup. Tidak lama ini saya bertanya pada diri sendiri. Suhardiman masih tetap mengabdikan diri," tegas Suhardiman.

Kata dia, bila Golkar tak segera bergerak menanggapi stagnasi pencapresan Ical, Golkar akan mengalami penyesalan terbesar. Menurut Suhardiman, pencapresan Ical tak bisa dipaksakan karena bisa dipastikan akan kalah pada Pemilu Presiden 9 Juli mendatang.

"Berbicara capres hanya ada dua analisis, yaitu historis dan sosiologis. Historis Presiden Indonesia sampai kapan pun orang Jawa. Jangan mimpi di siang bolong Ical jadi presiden. Sementara dari sosiologis, masyarakat Indonesia mayoritas Jawa.  Saran saya Golkar merubah strategi ya mencalonkan Cawapres saja, syukur-syukur cawapresnya dari Trikarya, khususnya Priyo," paparnya.

Dia menambahkan, kenapa rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Golkar selalu diulur-ulur, karena Ical tetap ngotot ingin maju sebagai Capres. "DPP Golkar yang diketuai oleh ARB, kepentingannya juga sama bahwa ARB ini tetap ngotot ingin jadi presiden," sambungnya.

Sementara Ketua Umum Kosgoro, Agung Laksono, mengaku stagnasi pencalonan Ical bukan karena faktor internal melainkan karena sulitnya Ical mencari patner atau pendamping pada Pilpres nanti. Kata Agung, partainya saat ini tak lagi ngotot apakah akan tetap mencalonkan Ical atau tidak. Hal itu semua, tergantung hasil Rapimnas yang akan digelar dalam waktu dekat ini.

"Calon Golkar kenapa masih jomblo, masalahnya bukan pada Partai Golkar karena 18 juta orang memilih dan nomor 2. Hanya persoalannya pada capresnya dari hasil Rapimnas. Hasil surveinya yang saat ini populer, jadi tidak mudah mencari partner. Keputusan bukan di DPP tapi hasil Rapimnas nanti, apakah tetap mengusung kemudian kalah, atau Golkar merubah capresnya, atau memberi dukungan. Itu semua belum ada keputusan," jelas Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Itu.

Hal senada, juga dikatakan Ketua MKGR Priyo Budi. Menurut dia, sikap Golkar terkait pencalonan Ical bisa berubah. Dia juga heran terkait sikap partai lain yang enggan berdampingan atau berkoalisi dengan Ical.

"Jadi ini masih ada waktu dan waktunya pendek, kalau KPU tidak memperpanjang, praktis tanggal 18-20. Rapimnas itu tertinggi kedua setelah munas. Dan Rapimnaslah yang mengubah semuanya, apakah dari capres jadi cawapres atau tidak. Setahu saya partai-partai lain itu merasa nyaman dengan Golkar untuk bersahabat. Begitu pula di parlemen," urai Priyo.

Sementara, Ketua Umum Soksi Ade Komaruddin memiliki pendapat berbeda. Diakuinya, Ical sudah mengantongi nama pendampingnya yang akan maju pada Pilpres nanti. Namun, Sekretaris Fraksi Golkar DPR itu enggan menyebutkan nama dan inisialnya.

Pasalnya, kemesraan Golkar dengan parpol lain yang sudah dijalani selama sini sengaja dirusak oknum-oknum tertentu. Tujuannya, kata dia, agar Golkar tak menang pada pertarungan kursi RI nomor satu itu. Dia yakin bila pendamping Ical layaknya cewek cantik dan pintar tapi tak buru-buru untuk dideklarasikannya.

"Golkar smpe hari ini msh jadi gadis yg cantik meski nomor 2. Dan yakinlah kalau gadis cantik pasti mendapat yang baik. Kita lihat saja hasil Rapimnas, keputusan yang baik dan meraih kemenangan pada pilpres," pungkas Ade.

Sebelumnya, santer diberitakan, Ical bersedia menurunkan grade-nya dari calon presiden menjadi calon wakil presiden setelah melakukan kunjungan balik ke kediaman Capres sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Pernyataan tersebut pun menuai kritik dari kader internal. Bahkan, saat ini internal Golkar tengah menggodok enam kader potensial untuk diusung sebagai Cawapres, antara lain, Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Luhut Panjaitan, Ginandjar Kartasasmita, Priyo Budi Santoso, dan Agung Laksono.(fid)

(Ahmad Dani)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya