BONDOWOSO - Warga Dusun Bunder, Desa Pancoran, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur menghabiskan waktu liburan dengan permainan adu layangan. Permaianan tradisional ini menjadi menarik lantaran sudah jarang ditemui imbas masuknya permainan modern yang dapat diakses lewat perangkat teknologi.
Puluhan anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa berbondong-bondong menuju persawahan di Dusun Bunder. Mereka turut serta membawa layang-layang lengkap dengan talinya. Mereka akan bermain adu layang-layang.
Adu layang-layang merupakan permainan idola bagi warga Dusun Bunder yang ramai dimainkan menjelang musim kemarau. Di waktu bersamaan para petani turun ke ladang untuk menanam tembakau.
Hamzah Rasidi, seorang pemain adu layangan, menyebut permainan tersebut merupakan peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan. Permainan itu dipercaya dapat menolak datangnya hujan.
“Jelang musim kemarau, petani mulai menanam tembakau dan kami pun bermain layangan yang dapat menolak datangnya hujan. Tanaman itu merupakan sumber penghasilan bagi warga dusun ini,” ujar Hamzah.
Adu layangan dimainkan saat layang-layang sudah berada di udara. Pesertanya boleh lebih dari dua orang dengan misi memutus benang yang mengikat layang-layang lawan.
Benang layangan yang putus dinyatakan kalah dan yang menang berhak mencari lawan lain yang lebih tangguh. Layangan yang digunakan merupakan layangan adu sehingga mudah dikendalikan.
(Risna Nur Rahayu)