Siapapun Presidennya Harus Berani Renegosiasi Kontrak Asing

Solichan Arif, Jurnalis
Jum'at 04 Juli 2014 07:44 WIB
Ali Masykur Musa (Foto: Solichan Arif/Koran Sindo)
Share :

TULUNGAGUNG - Siapapun Calon Presiden (Capres) yang terpilih nanti bagi anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI Ali Masykur Musa harus mampu membawa sentimen positif bagi ekonomi negara.
 
Peserta konvensi Capres Partai Demokrat ini menaruh harapan besar kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk berani melakukan renegosiasi kontrak atas konsesi pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang tidak adil.
 
“Siapapun yang terpilih harus berani melakukan renegosiasi kontrak pengelolaan sumberdaya alam,“ ujarnya usai menghadiri undangan Halaqoh Kepemimpinan Nasional di Kantor MUI Kabupaten Tulungagung.
 
Menurut Ali, renegosiasi bukan bertujuan melakukan nasionalisasi terhadap aset SDA. Renegosiasi hanya untuk mengembalikan sistem pengelolaan sesuai dengan perundangan BUMN. Bahwa kepemilikan negara atas BUMN yang mengelola SDA harus diatas 51 %.
“Sementara yang terjadi saat ini mayoritas masih dikuasai asing. Pemerintah yang akan datang harus berani mengembalikan kebijakan sesuai dengan perundangan, “jelasnya.
 
Adik kandung mantan Ketua PWNU Ali Maschan Moesa itu juga menaruh keinginan kepada pemerintah baru untuk menaikkan tax ratio dari sebelumnya 12,5 % menjadi 16-17 %. Sebab angka  12,5  % yang  berlaku saat ini bukanlah praktik terbaik dari sistem pengelolaan ekonomi sebuah negara.
 
“Bila dikomparasikan dengan negara lain, tax ratio sebesar 12,5 %  bukanlah best practice yang dilakukan pemerintah Indonesia,“paparnya.
 
Selain itu, Ali juga meminta pemerintah baru supaya melakukan efisiensi anggaran yang tidak bertumpu pada program berbasis kinerja di pusat maupun daerah.
 
Ia mencontohkan belanja iklan pemerintah, acara seremonial dan perjalanan dinas yang masuk ke dalam kelompok biaya rutin administrasi. Bila dikalkulasi secara nasional, kebutuhan untuk kegiatan semua itu, kata Ali telah menelan 42 % dari kekuatan APBN.
 
“Bahkan di daerah yang mengalami pemekaran fiskalnya sangat lemah. Untuk belanja pegawai saja menelan anggaran hingga 82 %. Akibatnya program pembangunan sangat minim, “jelasnya.
 
Ketiga instrument yang sekaligus menjadi harapan tersebut, menurut Ali Masykur yang menyebabkan terjadinya kebocoran anggaran di Indonesia. Bila formula tersebut bisa dilaksanakan, Ali memprediksikan penerimaan pendapatan negara Indonesia bisa mencapai Rp3.200 Triliun per tahun.
 
Seperti diketahui, dalam acara halaqoh tersebut juga dihadiri Ketua MUI Tulungagung KH Mashadi Mahfud, beberapa tokoh dan aktivis muda nahdatul ulama setempat. Meskipun dalam ceramahnya juga menyinggung contoh figur pemimpin yang tegas dan berwibawa, Ali Masykur menegaskan bahwa acara halaqoh tersebut tidak ada nuansa kampanye politik.
 
“Saya tegaskan dalam kegiatan ini tidak ada unsur  kampanye politik. Sebab ini acara halaqoh dan saya diundang untuk mengisi acara, “ pungkasnya.

(Muhammad Saifullah )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya