SEMARANG - Parade budaya Jawa Tengah di Lapangan Simpang Lima Semarang yang dihadiri ribuan pengunjung ditutup dengan guyuran hujan lebat. Hujan yang sebenarnya berlangsung kurang dari lima menit itu berhasil membubarkan pengunjung dan sejumlah rombongan parade sebelum acara tersebut benar-benar berakhir.(Klik: Setahun Pimpin Jawa Tengah, Ganjar Gelar Parade Budaya)
Hujan deras mengguyur Lapangan Simpang Lima ketika parade budaya tinggal menyisakan dua rombongan peserta. Padahal, jalannya parade sendiri sejak awal sudah berlangsung semarak.
Bermacam suguhan atraksi budaya dari setiap Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah disuguhkan dengan kemasan unik dan menarik. Hal ini terbukti, para pengunjung yang mengikuti jalannya parade sejak pukul 20.00 WIB nyaris tidak beranjak di tempat menyaksikan suguhan drum band, barongsai, tari-tarian daerah di Jawa Tengah, dan beraneka pawai budaya lainnya. Namun, menjelang pukul 23.00 WIB parade berhenti dengan sendirinya ketika turun hujan deras.
Parade budaya Jawa Tengah dibuka oleh Gubernur Ganjar Pranowo. Dia yang tiba di Lapangan Simpang Lima dengan menumpang kendaraan lapis baja milik Kodam IV Diponegoro segera naik panggung dan memberikan sedikit sambutan.
"Parade budaya ini baru pertama digelar di Jawa Tengah. Tujuannya merayakan ulang tahun Kemerdekaan RI, ulang tahun Jawa Tengah yang ke 64, dan ulang tahun saya dan Pak Heru setahun memimpin Jawa Tengah," kata Ganjar, Jumat (22/8/2014).
Iring-iringan parade ini dimulai dengan atraksi ratusan grup drum band dari Akademi Kepolisian Semarang dan selanjutnya iring-iringan barongsai Naga Doreng Arhanud Kodam IV Diponegoro. Sebelum mereka beratraksi, langit di atas Bundaran Simpang Lima lebih dulu dipecahkan dengan kembang api yang meriah.
Parade budaya diikuti 35 Kabupaten atau Kota yang ada di wilayah Jawa Tengah. Para peserta parade sepertinya merupakan muda-mudi pilihan karena tampil cantik dan gagah.
Banyak ragam yang ditampilkan dalam iring-iringan parade budaya malam ini. Masing-masing Kabupaten menampilkan budaya mereka yang unik di Lapangan Simpang Lima. Parade dari Kabupaten Pemalang misalnya, menghadirkan puluhan muda-mudi dari Kecamatan Warung Pring menghadirkan tarian dengan tabuhan rebana. Busana mereka tertutup tapi tetap mengesankan cantik.
Dengan suguhan ini, Lapangan Simpang Lima sudah dihadiri seribuan pengunjung sejak pukul 19.00 WIB. Bahkan, puluhan turis dari mancanegara terlihat menyelip dan membaur dengan turis lokal.
(Misbahol Munir)