MAKASSAR - Aksi bentrokan aparat dengan mahasiswa yang berunjuk rasa di depan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) menuai proses hukum.
Kepolisian Daerah (Polda) Sulselbar sedikitnya mengidentifikasi 15 polisi yang diproses hukum atas penyerangan dan pengrusakan kampus UNM. Selain itu, lima mahasiswa yang melakukan tindak pidana ditahan.
Informasi di bagian kehumasan Mapolda Sulselbar, 15 oknum polisi masih diperiksa lebih lanjut terkait pelanggaran saat menyerang dan merusak kampus UNM Mahasiswa. Selain itu terdapat oknum polisi yang melakukan penganiayaan terhadap sejumlah wartawan.
Disamping itu, lima mahasiswa UNM ditahan. Tiga diantaranya membawa dan menyimpan senjata tajam berupa badik dan busur dan dua lainnya melakukan anarkis.
Sebelumnya, saat bentrokan terjadi di depan kampus UNM kemarin, polisi menangkap 46 mahasiswa yang melakukan unjuk rasa, namun 41 orang tersebut tidak terbukti hingga dibebaskan. Kelima mahasiswa ini masih dalam proses hukum di Mapolrestabes Makassar.
Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Anton Setiadji, mengatakan dalam pemeriksaan ke 15 oknum anggota polisi tersebut melakukan tindakan secara spontanitas tanpa ada perintah oleh siapapun pasca Wakapolrestabes Makassar yang memimpin pengamanan aksi unjuk rasa terkena panah higga dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara.
"Saya akui anggota saya bergerak tanpa koordinasi, dan itu merupakan kesalahan prosedur. Maka dari itu saya tegaskan akan bertanggung jawab dan siap dicopot dari jabatan," katanya.
Dia mengaku, saat ini pihaknya sudah membentuk tim investigasi khusus untuk menangani kasus bentrokan berdarah ini. Terlebih lagi diduga ada banyak yang melanggar prosedur.
"Teman teman wartawan, kami meminta untuk membantu memberikan copyan video atau dokumentasinya saat kejadian itu. Hal itu untuk memberikan petunjuk terkait pemeriksaan 15 orang oknum yang diperiksa," ujarnya.
Ditempat yang sama, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Fery Abraham mengaku sangat menyayangkan penyerangan aparatnya yang terjadi di kampus UNM. Diperparah lagi beberapa jurnalis menjadi korban pemukulan dan pengeroyokan aparat Kepolisian yang melakukan pengamanan.
"Semua yang terjadi kemarin di UNM saya bertanggung jawab. Kalau nantinya di copot saya sudah siap," kata Fery.
Terkait dengan kerusakan fasilitas kampus UNM, Fery menjelaskan bahwa sudah meminta maaf kepada pihak kampus dan telah melakukan perbaikan dan penggantian atas kerusakan yang dilakukan bawahannya.
Pantauan di lapangan, di kamar Paviliun VIP Rumah sakit Polri Bhayangkara, jalan Mappaoddang, kondisi kesehatan Wakapolrestabes Makassar AKBP Totok Lisdianto membaik. Meski pihak wartawan belum bisa melihat lebih dekat dan menjenguknya lantaran mendapatkan penjagaan ketat dan beristirahat total.(fid)
(Dede Suryana)