“Indonesia bukannya tidak layak diberikan pujian dan hormat yang sama dengan (pasukan) komando Israel dan Jerman Barat, untuk tindakan keberanian di Entebbe (Uganda) dan Mogadishu (Somalia). Sangat disayangkan karena ada poin yang lebih luas untuk dibuktikan (pasukan Indonesia),”.
“Yang pasti, butuh kemampuan militer tingkat tinggi untuk bisa menyelamatkan penumpang pesawat yang disandera tanpa menimbulkan satu pun korban jiwa. Sedari pembajakan sampai tembakan terakhir, jalannya operasi selama 60 jam membutuhkan organisasi dan perencanaan yang sangat baik, serta butuh keberanian, efisiensi dan disiplin,” lanjut Koran tersebut.
Usai operasi, surat kabar The Bangkok Post sempat mendapati wawancara singkat dengan salah satu personel Grup-1 Para Komando, TJP Purba,: “Prinsip kami sederhana, tak terdengar, menentukan dan agresif,”.
Sepulangnya ke Indonesia, komandan lapangan, Letkol Sintong Hamongan Pandjaitan beserta semua personelnya dianugerahi “Bintang Sakti”.
(Randy Wirayudha)