"Dia pintar, saya sering diajari matematika, fisika, kimia, pokoknya soal eksakta dia jagonya," ujar Abror.
Sejak sang ayah meninggal, Rio diboyong oleh keluarga Abror ke Tangerang. Dia kemudian disekolahkan di SDN Curug Wetan II, lalu melanjutkan ke SMPN 1 Curug, kemudian dipindahkan oleh pamannya Suhdi ke pesantren di Bogor.
Setelah lulus di Nurul Fikri, Rio yang lahir pada 6 Oktober 1990 itu, kuliah di IPB. Namun, dia tak menyelesaikan tugas akhirnya.
"Dia berhenti, setelah akan tugas akhir, semester akhir. Karena, bilangnya mau ada pekerjaan," tutur Abror.
(Susi Fatimah)