JAKARTA - Prostitusi online semakin marak setelah terjadi kasus pembunuhan terhadap seorang tunasusila Deudeuh Alfi Sahrin (26) di kosnya, kawasan Tebet Timur, Jakarta Selatan.
Anggota Komisi III DPR RI, Ruhut Sitompul, pun angkat bicara. Ia mengatakan, masyarakat Indonesia telah kebablasan dalam hal demokrasi, hingga prostitusi di dunia maya terbuka bebas.
"Jadi, saya rasa pemerintah perlu memikirkan, termasuk DPR. Kita ini kan bentul-betul reformasi, demokrasi yang sangat-sangat merdeka. Tapi, ada hal-hal yang perlu kita perhatikan. Apalagi di media sosial kaitannya dengan online, yang macam-macam ini yang menimbulkan contohnya peristiwa Deudeuh," ujar Ruhut kepada Okezone, di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Oleh karena itu, politikus Partai Demokrat tersebut mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) lebih bekerja keras agar tidak ada lagi prostitusi online.
"Perlu dibikin satu aturan yang keras agar ini tidak terjadi lagi," tegasnya.
Sebelumnya, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan menjelaskan pembunuh Deudeuh Alfi Sahrin adalah pria berinisial MPS. MPS bekerja sebagai guru bimbingan belajar di Jalan Surya Mandala 1 Nomor 49E, Kedoya, Jakarta Barat.
(Susi Fatimah)