CILACAP – Gembong narkoba asal Australia, Myuran Sukumaran, memamerkan karya lukisnya sebelum pelaksanaan eksekusi mati terhadap dirinya.
Lukisan yang mengambil tema “Satu Hati, satu rasa di dalam cinta” diperlihatkan oleh pengacaranya asal Australia Julian McMahon dan Todung Mulya Lubis di Pelabuhan Wijayapura, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (28/4/2015), lukisan tersebut mendapat perhatian yang cukup luas dari masyarakat Australia. Hari ini ratusan orang berdemonstrasi di pusat kota Sydney, Australia menuntut Pemerintah Indonesia untuk membatalkan pelaksanaan hukuman mati.
Tim pengacara Myuran mengatakan lukisan tersebut merupakan ekspresi jiwa dari kliennya yang akan dieksekusi mati. Mereka pun terus berupaya agar eksekusi hukuman mati bisa dibatalkan.
Pemerintah Australia melalui Menteri Luar Negeri, Julie Bishop terus berupaya melobi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membatalkan eksekusi tersebut. Ia pun mengancam akan menarik duta besarnya dari Indonesia jika eksekusi tetap dilakukan.
Sementara itu, pihak Polda Jawa Tengah telah memperketat penjagaan untuk masuk ke Pulau Nusakambangan. Sejumlah anjing pelacak disiagakan menjaga kawasan Dermaga Wijayapura, pagi hari ini menyusul akan dilaksanakannya eksekusi mati sembilan terpidana kasus narkoba di Lapas Besi, Nusakambangan.
Dua anjing pelacak dari Unit K-9 Polres Cilacap terlihat berjaga di depan pintu gerbang menuju dermaga penyeberangan. Setiap orang yang hendak masuk ke kompleks dermaga ditanya lebih rinci keperluannya oleh petugas.
Selain dua anjing pelacak, tiga anggota polisi bersenjata lengkap juga turut disiagakan melakukan penjagaan di halaman kompleks dermaga sejak pagi.
(Muhammad Saifullah )