Kecewa Eksekusi Bali Nine, Dosen Aussie Usir Mahasiswa RI

Ferry Ardiansyah, Jurnalis
Jum'at 01 Mei 2015 23:10 WIB
Share :

MELBOURNE – Seorang dosen di Swinburne University of Melbourne mengungkapkan kekecewaannya terhadap eksekusi mati gembong narkoba asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukamaran, dengan meminta mahasiswa asal Indonesia keluar dari kelasnya.
Dr Julian Oldmeadow, merupakan dosen Psikologi, yang kecewa dengan eksekusi mati terhadap duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, oleh Pemerintah Indonesia. Melalui tulisan, ia pun meminta mahasiswa asal Indonesia keluar dari ruang kelas ketika jam perkuliahan dimulai.
“Saya memilih untuk menunjukkan keberatan saya di kelas dan saya akan meminta mahasiswa Indonesia untuk tidak mengikuti kuliah saya,” tulisnya, seperti dilansir Daily Mail, Jumat (1/5/2015).

Sikap Dr Julian Oldmeadow ini segera menjadi bahan pembicaraan para mahasiswa. Mereka merasa tidak seharusnya seorang akademisi melakukan hal seperti itu di depan mahasiswanya, dan menganggap hal semacam itu merupakan perbuatan rasis. “Saya sangat kecewa dengan apa yang terjadi pada Dr Oldmeadow. Saya tidak mengerti dengan maksud tindakannya ini, “ ujar Jenifer, salah seorang mahasiswi.

Pihak kampus pun segera mengambil tindakan dengan memanggil sang dosen untuk dimintai keterangan. Ia pun diminta segera meminta maaf atas perbuatannya. Dalam penjelasannya, Dr Oldmeadow lantas menjelaskan motif aksi protesnya adalah politis bukan rasis. “Indonesia adalah negara demokrasi, karenanya mahasiswa asal Indonesia ke depan harus jeli dalam memilih pemimpin mereka dan kebijakan apa yang akan mereka dukung,” ulasnya.

“Dengan mengirimkan pesan ke mereka, kita memiliki peluang untuk mempengaruhi pilihannya pada Pemilu mendatang. Ini adalah motif saya, bukan hukuman atau balas dendam,” imbuhnya.

Kendati demikian, Dr Oldmeadow akhirnya menyadari tindakannya salah dan menyesalinya. Dia pun meminta maaf kepada para mahasiswa Indonesia. “Saya mohon maaf telah berkata akan mengusir mahasiswa Indonesia dari kelas saya dan itu tampak sebagai tindakan diskriminatif,” ucapnya.

Pihak Swinburne University of Melbourne melalui juru bicara resminya menyatakan persoalan ini sudah selesai. “Kampus ini sekarang menjadi terbuka lagi bagi siapa saja dan semua orang harus bertanggungjawab atas perbuatannya.”

(Muhammad Saifullah )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya