“Diplomasi Beras” itu kemudian jadi satu titik pengekalan hubungan persaudaraan Indonesia-India, terutama sesama bangsa Asia yang sama-sama tengah memperjuangkan kemerdekaannya.
Diplomasi itu dengan cepat meraih simpati dari negara-negara lainnya, termasuk Australia yang sedianya, sempat menyediakan “ruang” untuk pembentukan NICA (Nederlandsch Indië Civil Administratie), balik mendukung perjuangan Indonesia.
Seperti ketika Australia ikut dalam Konferensi Asia di New Delhi, India, 23 Januari 1949. Konferensi yang juga diikuti sejumlah perwakilan dari Iran, Irak, Lebanon, Pakistan, Filipina, Myanmar, Arab Saudi, Suriah, Yaman, China, Nepal, Selandia Baru dan Thailand itu, menuntut adanya gencatan senjata dan pemulihan Ibu Kota RI di Yogyakarta.
(Randy Wirayudha)