BANTUL – Ledakan rasa pilu dan jerit tangis Sumiyati tak tertahankan ketika melihat Jumbadi, suaminya, pulang setelah "hilang" tiada kabar selama 15 tahun dengan hanya tinggal nama.
Jumbadi, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Bantul, Yogyakarta, dikatakan tewas pada 6 Mei 2015, setelah dibunuh di Malaysia dan baru Jumat malam, (22/5/2015) dipulangkan BP3TKI dan Disnakertrans Yogyakarta ke daerah asalnya, Dusun Karangasem, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Bantul.
Sumiyati yang mengaku tak mendengar kabar apapun dari suaminya yang bekerja di Kuching, Malaysia selama 15 tahun, merasa tak punya firasat apapun tentang kematian Jumbadi.
“Saya terakhir bertemu dengan suami saya ketika masih hamil anak saya yang kedua. Sekarang anak saya sudah berumur 15 tahun,” papar Sumiyati.
"Tak ada firasat apapun. Selama ini suami saya tak pernah memberi kabar apapun. Sekedar surat ataupun telefon juga tak pernah saya terima. Usaha untuk mencarinya dari rekan-rekannya juga tak pernah mendapatkan hasil," tambahnya.
Dijelaskan Suparjo, Kepala BP3TKI Yogyakarta, Jumbadi tewas pada 4 Mei 2015, usai berkelahi dengan sesame TKI. Jasad TKI yang dikatakan berangkat dengan tidak resmi alias illegal itu, ditemukan dalam salah satu pondok TKI dan kabar meninggalnya korban, baru sampai dua hari kemudian.
Jumbadi berangkat secara ilegal dengan identitas palsu. Dia jadi TKI di Kuching, Malaysia, dengan menggunakan nama Yosip Mohan. Saat ditemukan tak bernyawa, terdapat luka bacok di tengkuk Jumbadi.
“Rekan kerjanya belum bisa kami mintai keterangan. Sedikit yang kami dapat, ada luka bacok di bagian tengkuk almarhum,” papar Suparjo. (Sindonews)
(Randy Wirayudha)