Pihak pengembang F-35 segera memberikan pembelaan mengenai hasil uji coba tersebut. Juru Bicara Kantor F-35, Joe DellaVedova, mengungkapkan bahwa F-35 yang digunakan dalam uji coba itu tidak dilengkapi dengan beberapa komponen yang nantinya akan disertakan dalam F-35 yang diproduksi.
Komponen yang belum disertakan itu, antara lain, stealth coating yang membuat F-35 tidak tampak di radar, serta perangkat lunak yang membuat pilot dapat membidik dan menembak lawan tanpa harus menghadap ke arah musuh.
Meski begitu, Joe juga mengakui F-35 bukanlah pesawat yang didesain untuk melakukan pertempuran udara dari jarak dekat.
“Teknologi yang dimiliki F-35 didesain untuk menyerang dan menghancurkan musuh dari jarak jauh, bukan untuk situasi yang membutuhkan dogfight,” kata Joe.
F-35 adalah sekaligus program persenjataan termahal dalam sejarah dengan biaya pengembangan mencapai USD339 triliun (Rp4.523 triliun). Biaya pengoperasian pesawat ini diperkirakan akan menghabiskan dana senilai USD1 triliun (Rp13 triliun) untuk 50 tahun ke depan.
(Hendra Mujiraharja)