Sang guru kemudian melaporkan Ahmed kepada polisi. Saat ditangkap dan diborgol, Ahmed sempat panik dan kebingungan. Berkali-kali ia menjelaskan kepada pihak Kepolisian bahwa benda ciptaannya bukanlah bom seperti yang dituduhkan.
“Saya membuat jam supaya guru saya terkesan, tapi ketika saya menunjukkan padanya, dia pikir itu adalah ancaman baginya. Saya benar-benar sedih bahwa dia mengambil kesan yang salah dari hal yang saya lakukan,” ujar Ahmed dalam sebuah wawancara dengan media AS pekan ini.
Meski demikian, Sekolah MacArthur dikabarkan belum juga meminta maaf kepada Ahmed dan keluarga perihal penangkapan dirinya, dan malah membela tindakan stafnya.
(Jihad Dwidyasa )