"Tanggal 9 September kemarin warga sepakat gelar aksi, tanggal sepuluhnya warga mengaku mendapat ancaman mau dicelurit dan segala macamnya. Akhirnya dilaporin ke Polres Lumajang, dan Polres Lumajang berjanji akan membentuk tim yang mengurusi kasus tambang ilegal ini," sambungnya.
Warga yang kadung kecewa lantaran tak ada langkah kongkret dari pemerintah dan pihak kepolisian akhirnya kembali menggelar aksi. Namun, belum sempat warga melakukan aksi, Salim Kancil justru ditemukan tewas mengenaskan.
"Pada 25 September warga melakukan konsolidasi akan gelar aksi di tanggal 26 dan sudah memberi surat izin ke kepolisian untuk melakukan aksi sekitar 200 orang, namun belum mulai aksi, Salim Kancil ditemukan tewas," sesalnya.
(Rizka Diputra)