BEKASI – Diduga menjadi korban malpraktik dokter Rumah Sakit (RS) Awal Bros bekasi, balita berusia 1 tahun meninggal dunia.
Korban bernama Falya Raafan Blegur, anak kedua pasangan Ibrahim Blegur (36) dan Eri Kusrini (32) warga Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi. Sebelumnya, korban dirawat di ruang ICU RS Awal Bros sejak Kamis, 29 Oktober 2015. hingga akhirnya dinyatakan meninggal pada Minggu 1 November 2015.
Pihak keluarga yang merasa tidak terima atas meninggalnya anak kedua mereka, hendak menempuh jalur hukum atas dugaan malpraktik yang dilakukan dokter RS tersebut.
"Kami fight untuk lawan rumah sakit karena kami yakin ada kesalahan dalam menangani anak kami," kata Ibrahim, ayah dari bayi tersebut, beberapa waktu lalu
Menurut Ibrahim, sebelum kritis dan harus di rawat di ruang ICU, menunjukkan kondisi yang sehat, usai dirawat di ruang perawatan selama satu hari.
"Rabu, 28 Oktober 2015, kami bawa ke rumah sakit karena BAB. Dan saat diperiksa, dokter mendiagnosa Falya alami dehidrasi ringan dan harus dirawat, sehari dirawat dia membaik," terang Ibrahim.
Saat itu, kata Ibrahim anak keduanya sudah mulai ceria dan bercanda dengan kakaknya. Bahkan, sudah bisa berlarian. "Saat itu sudah boleh pulang sama dokter. Tapi sebelum pulang dia disuntik lewat infusnya oleh dokter," katanya.
Setelah disuntik dokter, Falya yang tadinya ceria malah mengalami kondisi kritis akibat suntikan itu. Tubuhnya membiru dan muncul bintik-bintik, bahkan keluar busa dari mulutnya.
"Ada kesalahan yang terjadi. Kami tanya kepada beberapa rekan yang kebetulan dokter, prosedur suntikan itu salah, mestinya harus melalui observasi terlebih dahulu," ujarnya.
Diakui Ibrahim, setelah anaknya meninggal, pihak rumah sakit tidak meminta biaya perawatan apapun, dan hanya mengenakan biaya pad asaat berada di ruang perawatan sebesar Rp1,5 juta.
"Mereka tidak minta biaya. Ini membuktikan ada yang salah dari rumah sakit,"ujarnya.
Menurut Ibrahim, pasca kondisi anaknya mengalami penurunan, dirinya sempat menanyakan hal tersebut kepada dokter bernama Yenny yang menangani anaknya. Dari dokter tersebut, Ibrahim mendapat penjelasan, bahwa hal tersebut wajar terjadi. Menurut dokter Yenny, kondisi kritis Falya bukan disebabkan antibiotik, melainkan karena terdapat bakteri di perut dan flek di paru-paru.
"Dia bilang tenang saja, karena pernah menangani kasus yang lebih berat dan berhasil," kata Ibrahim.
Ibrahim dan keluarga juga sempat meminta keterangan lebih lanjut dari pihak rumah sakit terkait kondisi anaknya, namun pihak rumah sakit terkesan menutup-nutupi penyakit anaknya.
(Fransiskus Dasa Saputra)